"Miliki keterbukaan pada proses dan tantangan di lapangan, maka 'anak bawang' pun bisa menjadi orang yang dipercaya."
Lho kamu to, bukannya si B? Pertanyaan ini adalah pertanyaan nyata yang pernah saya dengar sendiri pada saat fresh graduate. Pertanyaan itu berkaitan dengan penugasan pertama setelah lulus kuliah. Ya, siapa sih yang tidak merasa terganggu dengan pertanyaan itu? Bayangkan saja, ketika Anda ditugaskan pada suatu anak perusahaan berdasarkan penugasan resmi dari Direktur utama. Kemudian ketika Anda pertama kali menginjakkan kaki pada anak perusahannya itu, oleh pimpinan cabang di depan pintu, langsung berkata, "Lho kamu to, bukannya si B? Bagaimana perasaan Anda?
Rasa heran setelah mendengar pertanyaan itu, tentu wajar. Apakah tidak ada kepastian informasi tentang penugasan itu sebelumnya? Saya juga tidak tahu tentang, mengapa pertanyaan itu bisa ada. Saya hanya mau mengatakan bahwa kemungkinan pertanyaan konyol seperti itu bisa saja ada di mana saja dan kapan saja. Nah, bagaimana saya hadapi pertanyaan itu, tentu merupakan tantangan pertama setelah fresh graduate.
Ada 3 hal yang saya mengerti dari pertanyaan di atas: Pertama, kehadiran saya tidak sesuai agenda atau tidak sesuai dengan harapan. Saya menangkap arti dibalik pertanyaan itu waktu itu bahwa mungkin sebelumnya ada rencana orang lain yang bertugas di anak perusahan itu dan bukan saya. Kemudian atas pertimbangan tertentu, perubahan dilakukan oleh direktur utama, bisa saja tanpa sepengetahuan direktur cabang perusahaan itu. Nah, itu kan bukan urusannya saya. Yang penting bagi saya adalah bahwa saya diterima dan siap bekerja di sana. Bagaimana juga, pertanyaan itu sudah bisa mengganggu saya secara psikis. Untungnya bahwa saya memiliki cara pikir lain bahwa penempatan tenaga kerja itu bukan tanggung jawab saya, melainkan orang lain atau direktur utama.
Kedua, saya belajar menerima bahwa mempertanyakan apa saja itu adalah bagian dari cara orang berfilsafat. Pertanyaan "Lho kamu to, bukannya si B?" merupakan bagian dari metode untuk menguji seberapa rasa percaya diri terkait bidang kerja di satu sisi, dan seberapa besar ruang keterbukaan dalam hati saya untuk menerima pertanyaan-pertanyaan tidak terduga dalam dunia kerja. Ketiga, Lho kamu to, bukannya si B? Adalah bagian dari tantangan dunia kerja khususnya bagaimana mempercayai orang lain untuk suatu tugas tertentu. Pada waktu itu, saya betul menyadari diri sebagai anak bawang yang betul-betul tidak punya banyak pengalaman dalam dunia kerja. Suatu kesadaran tentang Anak bawang menjadi begitu penting pada saat itu agar menjadi lebih siap sebelum mulai bekerja.
Dalam tulisan ini, saya ingin membagikan pengalaman pribadi, bagaimana mengubah keraguan hingga menjadi suatu tim kerja yang kompak dan dapat dipercayai.
1. Membiarkan diri dibawa tuntunan pimpinan
Mau baca selanjutnya, klik di sini: "Lho Kamu To, Bukannya Si B?" Halaman 1 - Kompasiana.com
Suara Keheningan | Ino Sigaze