Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Semua ibu yang melahirkan adalah saluran rahmat. Mereka menjadi jalan bagi datangnya manusia ke dunia ini. Bukankah setiap pribadi manusia itu rahmat atau pemberian bagi dunia ini?
Banyak suku dan adat yang menjaga secara amat seksama dan teliti para ibu yang mengandung. Melindungi mereka dari pengaruh yang jahat. Menjamin kondisi kesehatan fisik, rohani dan mentalnya. Tujuannya, agar sang bayi lahir dalam keadaan sehat dan selamat.
Semakin penting arti dan peranan bayi yang akan dilahirkan, semakin hati-hati dan cermat keluarga menjaga ibunya. Keluarga raja-raja melindungi para permaisuri yang bakal melahirkan keturunan, penerus raja.
Demikian pula Tuhan menjaga wanita yang dipilih-Nya untuk menjadi bunda bagi penyelamat dunia. Dia yang mahakudus itu mesti dikandung dalam pribadi yang suci bersih dari pengaruh dosa dan kejahatan.
Paus Pius IX pada 8 Desember 1854 lewat bulla "Ineffabilis Deus" menyatakan iman Gereja tentang Bunda Maria yang dipilih Tuhan untuk mengandung Sang Putera.
Sang Bunda disebut penuh rahmat oleh malaikat Gabriel. "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau" (Luk 1: 28). Artinya, Tuhan memenuhi dia dan melindungi dia dari dosa.
Kabar dari malaikat itu menyatakan bahwa Tuhan telah menjadikan dan menjaga Sang Bunda suci murni sejak dikandung. Sebutan lainnya, "Dikandung tanpa noda" (Immaculate Conception).
Itu semua karya Tuhan dalam rangka kelahiran Putera-Nya, Yang kudus. Kata malaikat Gabriel kepada Maria, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" (Luk 1: 35).
Gereja percaya bahwa Allah memilih Bunda Maria dan menjadikannya suci sejak dikandung oleh orangtuanya. Dialah Bunda, saluran rahmat bagi seluruh umat manusia.
Rabu, 8 Desember 2021HR Santa Perawan Maria Dikandung tanpa noda |RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.