Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Ada dua orang buta mengikuti Yesus sambil berseru-seru, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud!" (Matius 9:27). Bayangkan bagaimana mereka mengikuti Yesus. Apakah ada orang yang menuntun mereka? Mereka juga mengikuti Yesus ketika Dia masuk ke dalam sebuah rumah (Matius 9:28). Di sanalah mukjizat penyembuhan atas mereka terjadi.
Bagaimana mukjizat itu terjadi? Mula-mula Yesus bertanya kepada mereka, "Percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya?" (Matius 9:28). Mereka menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya" (Matius 9:28). Dan mereka pun sembuh berkat imannya.
Apa yang dapat kita renungan tentang Injil hari ini? Pertama, dua orang buta itu mengajarkan bahwa keterbatasan tidak harus menghalangi orang untuk berdoa, memohon kepada Tuhan. Justru karena menyadari kelemahannya, mereka berdoa lebih sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Kedua, keterbatasan tidak menghalangi orang untuk mengikuti Yesus sampai mereka bertemu secara pribadi dengan Yesus. Pertemuan pribadi itu menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan imannya yang mendalam dan menyampaikan permohonan mereka.
Ketiga, iman yang kuat merupakan faktor utama terkabulnya suatu doa. Hampir dalam semua penyembuhan yang dilakukan-Nya, Yesus menekankan pentingnya iman. Seberapa besar iman yang menyertai doa-doa permohonan kita selama ini?
Lebih dari itu, berdoa itu tidak mulai dari memohon supaya Tuhan mendengarkan kita, melainkan kita mendengarkan Tuhan lebih dulu. Bukankah kedua orang buta itu lebih dulu mendengarkan Yesus yang bertanya kepada mereka (Matius 9:28)?
Akhirnya, kita perlu membagikan pengalaman akan kuasa Yesus kepada orang lain. "Mereka keluar dan memasyhurkan Yesus ke seluruh daerah itu" (Matius 9:31). Membagikan pengalaman meneguhkan iman kita dan mereka yang menerimanya. Mengucapkan Syahadat pada saat merayakan misa merupakan salah satu contoh berbagi iman.
Dari dua orang buta yang Yesus sembuhkan kita bisa belajar tentang doa, iman, dan berbagi pengalaman iman. Bagaimana selama ini kita berdoa dan berbagi iman kepada sesama?
Jumat, 6 Desember 2024HWDSF