Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Semua orang percaya bahwa hidup akan tampak indah jika memiliki macam-macam warna. Memang hidup setiap orang berbeda ketika dilihat warnanya. Ada yang hijau karena selalu hidup. Yang lain berwarna biru, penuh dengan cinta. Warna kuning menandai hidup yang berpengharapan.
Hidup manusia kadang diliputi ketakutan dan kekhawatiran. Penyebabnya antara lain keterbatasannya dalam memahami dan menghadapi fenomena kehidupan.
Pandemi yang melanda seantero negeri dan jumlahnya meroket semaunya sendiri telah membuat banyak orang takut dan merasa ngeri. Proses pemakaman pun diwarnai dengan ambulans yang mengantri. Kematian sering membuat bulu kuduk berdiri.
Namun orang perlu ingat akan sabda Tuhan dalam Kitab Kebijaksanaan. "Sebab maut bukan ciptaan Allah, dan Dia tidak gembira kalau yang hidup binasa. Dia menjadikan segalanya supaya tetap ada; semua ciptaan-Nya baik dan berguna. Racun yang mematikan tidak ada pada mereka; maut tidak berkuasa di dunia ini, oleh sebab kebaikan itu kekal abadi" (Keb 3: 13-15).
Tuhan Allah tidak hanya bersabda, tetapi menunjukkan tindakan nyata. Lewat Sang Guru Kehidupan, Dia memulihkan dan menghidupkan. Ada seorang wanita yang dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Tatkala menjamah jubah-Nya, dia menjadi sembuh (Mrk 5: 25-29). Daya penyembuhan-Nya itu mengalir kepada para penderita sakit.
Anak perempuan berusia 12 tahun, Puteri Yairus yang sudah mati pun, dihidupkan-Nya kembali dengan bersabda "Talita kum" atau bangkitlah (Mrk 5: 41). Sang Guru Kehidupan adalah sumber pemulihan dan kehidupan.
Di satu sisi hidup ini diwarnai dengan ketakutan dan kecemasan. Itulah yang tampak dalam hidup wanita dan Yairus di atas. Namun ada juga warna pengharapan yang dibawa oleh Sang Guru Kehidupan. Orang tidak bisa lepas dari dua warna itu.
Warna mana yang lebih mendominasi hidup seseorang? Tidak seorang pun ingin hidup terus-menerus dalam ketakutan dan kecemasan yang merampas saat ini dan masa depan. Namun kadang orang tidak mengerti cara menghadapinya. Tuhan Allah datang menolong mereka. Yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan. Berapa yang sungguh mau dibebaskan dan berpindah dari ketakutan ke iman akan Tuhan?
Minggu, 27 Juni 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.