Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Cara sebagian anak-anak muda sekarang menjadi sukses dan kaya amat mengagumkan. Luar biasa! Ada yang berumur sangat muda, tetapi sudah "top" dan kaya raya.
Pada zaman dahulu untuk menjadi sukses seperti itu dibutuhkan waktu berwindu-windu. Orang mesti merintis dari bawah dan bergerak perlahan-lahan sampai mencapai sukses.
Kini semua proses itu seakan bisa dilewati. Tak perlu repot-repot menderita. Masuk akal banyak anak ingin sukses sebagai youtuber. Mengira di sana jadi sukses dan kaya itu tanpa ilmu, tidak perlu belajar atau pinter.
Apakah kaum tua perlu iri terhadap semua ini? Kiranya tidak, karena ada satu kekayaan yang tidak bisa diperoleh secara instan. Inilah kekayaan yang umumnya dimiliki kaum tua yang arif bijaksana. Kekayaan itu tidak selalu tergantung pada kepintaran atau keberuntungan. Tetapi dianugerahkanTuhan.
Orang muda perlu memintanya. Demikianlah dalam doanya Salomo meminta. Sebagai raja muda yang belum bijaksana dia berdoa, "Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat" (1 Raja 3: 9). Kebijaksanaan.
Tuhan pun menganugerahkan kebijaksanaan kepada Salomo. Itulah harta yang amat berharga. Sesuatu yang tidak bisa dibeli dan diperoleh secara instan. Mesin digital tercanggih pun tidak dapat memproduksinya.
Kaum tua patut bersyukur atas jumlah usia. Bukankah usia lanjut diperkaya dengan pengalaman dan kebijaksanaan?
Biarkan anak-anak muda menikmati sukses dan masa jayanya, karena demikianlah kodratnya. Mereka bisa menikmati harta berlimpah, sedang kaum tua kaya dengan hikmah. Bersyukurlah mereka yang dipenuhi kebijaksanaan; harta yang tidak instan.
Sabtu, 5 Februari 2022Pw St. Agata, martir RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.