Suara Keheningan | RP.Albertus Herwanta, O.Carm
Keluarga itu unit terkecil dan paling dasar dalam masyarakat. Di sana ditanamkan kasih persaudaraan, kepedulian, pendidikan dan dasar kehidupan sosial yang kelak bakal dihayati tatkala anak dewasa dan mesti terjun dalam masyarakat.
Yakub (Israel) mempunyai 12 anak. Yusup paling dikasihi dan mendapat perhatian istimewa, sehingga menimbulkan rasa iri dan kebencian dari kakak-kakaknya. Suatu saat karena kebenciannya, mereka menjual Yusup kepada saudagar-saudagar dari Midian yang kemudian membawanya ke Mesir.
Di Mesir Yusup menjadi orang kepercayaan Firaun. Pada masa kelaparan Yusup telah berhasil membangun lumbung pangan untuk seluruh negeri. Bahkan orang Kanaan pun datang membeli gandum di sana, termasuk saudara-saudara Yusup.
Sebenarnya, Yusup bisa membalas kejahatan mereka terhadapnya. Namun hal itu tidak dilakukannya. Dia justru tenggelam dalam ikatan persaudaraan yang kuat dan merasa sangat terharu melihat mereka sampai dia menangis (Kej 42: 24).
Ikatan persaudaraan yang lebih kuat daripada kebencian itu telah menyelamatkan saudara-saudaranya. Kejahatan yang dibalas dengan kebaikan mendatangkan keselamatan.
Hal itu tidak selalu mudah dilakukan. Banyak keluarga yang hancur berantakan karena anggotanya berebut kekayaan. Ada keluarga yang terpecah karena tidak mau saling memaafkan. Tidak jarang orientasi politik yang berbeda dari anggota keluarga membuat ikatan mereka tercabik-cabik.
Di atas keluarga ada unit yang lebih luas, yakni negara. Di sana hal yang sama terjadi. Akibat persaingan dalam merebut kekuasaan, orang saling menyingkirkan; bahkan baku bunuh satu sama lain. Dalam situasi sulit di tengah pandemi, pembenci-pembenci politis ini berkeliaran dan menyebarkan provokasi. Mereka tidak peduli dengan kematian rakyat banyak, karena mata hatinya dibutakan oleh syahwat kekuasaan. Semangat persatuan dan kesatuan lenyap, karena orang kehilangan ikatan persaudaraan.
Rabu, 7 Juli 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.