Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Iman sejati menjadi kuat dan matang ketika ditantang. Itulah yang kita baca dari Injil hari ini (Markus 5:21-43). Hal itu tampak dalam dua orang yang Markus ceritakan, yakni Yairus dan perempuan yang menderita sakit pendarahan. Walau tindakan yang mereka lakukan berbeda, motivasi yang mendorongnya sama.
Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat (Markus 5:22). Dia tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon kesembuhan bagi anaknya (Markus 5:23). Di antara sekian banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, hanya dia yang tersungkur di depan Yesus.
Perempuan yang menderita pendarahan itu melakukan hal serupa. Di tengah orang yang berdesakan di sekitar Yesus, dia menerobos masuk dan mendekati Yesus, membungkuk serta dengan diam-diam menjamah jubah Yesus (Markus 5:27). Dia percaya dan menjadi sembuh (Markus 5:28-29).
Yesus menggarisbawahi pengalaman iman perempuan itu. "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu" (Markus 5:34). Iman itu menyembuhkan.
Tantangan Yairus sedikit berbeda. Keluarganya datang memberitahu bahwa anaknya sudah mati.
Jadi, tidak perlu merepotkan Yesus. Namun dia lebih mendengarkan kata-kata Yesus daripada kata keluarganya. Yesus berkata kepadanya, "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36).
Bersama dengan Yesus, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dia melanjutkan perjalanan sampai di rumah. Mereka semua tahu bahwa anak Yairus sudah mati (Markus 5:38). Hanya Yesus yang mengetahui bahwa anak yang sudah mati itu akan hidup lagi (Markus 5:39-40).
Yesus berkata kepada anak itu, "Talita kum" ("Hai anak, Aku berkata kepadamu, Bangunlah!"). Seketika itu pula anak itu bangun. Yesus tidak hanya menyembuhkan, melainkan dapat juga membangkitkan orang mati. Orang-orang yang percaya dan berani menghadapi tantangannya mengalami hal itu.
Dari dulu hingga kini percaya kepada Yesus itu menghadapi tantangan dan ujian. Itu bisa datang dari dalam dan luar. Misalnya, keluarga sendiri dan para tetangga. Kini, orang beriman ditantang oleh fakta bahwa banyak orang tidak mau mengakui atau percaya kepada Yesus. Mereka berkata bahwa tidak ada gunanya percaya kepada Tuhan. Manusia harus menyelesaikan sendiri persoalan hidupnya. Agama tidak laku di kalangan mereka. Bagaimana selama ini kita menghadapi tantangan iman itu?
Selasa, 4 Februari 2025HWDSF