Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Jernih, baik dalam hal rohani dan jasmani, amat diperlukan. Reaksi positif muncul ketika langit tampak jernih. Orang bisa leluasa pergi keluar rumah. Itulah yang sering terjadi di Hong Kong. Bis ke jurusan lokasi wisata biasanya penuh.
Maklum, kebanyakan orang Hong Kong tinggal dalam apartemen yang kecil. Ruang geraknya amat terbatas tatkala berada di rumah. Langit jernih berarti bisa menikmati kebebasan (berjalan-jalan di luar rumah).
Warna air yang dibuang lewat air seni bisa bermacam-macam. Kadang jernih, kuning, coklat, dan lain-lain. Orang perlu mencermati dan memahami indikasi warna air seninya. Warna jernih bisa menandakan bahwa orang minum air lebih daripada yang direkomendasikan.
Dalam komunikasi dengan sesamanya, manusia memerlukan pikiran dan hati yang jernih. Orang yang menjaga dan menggunakan pikiran serta hati jernih tentu merasakan hidup yang tenang. Dia dapat melihat secara cermat, bijaksana, dan penuh hikmat. Tidak "grusa-grusu" atau ceroboh.
Lebih dalam dari itu, batin manusia sebaiknya dijaga tetap dalam kondisi jernih. Itulah modal yang penting bagi komunikasinya dengan Tuhan. Hati, jiwa, dan batin yang jernih itu tentu saja bersih dari dosa. Dia selalu terpusat pada Tuhan dan kehendak-Nya.
Para guru rohani dari agama sejati mana pun mengajarkan pentingnya menjaga hati yang jernih. Selama hati manusia masih dikotori dosa dan kepentingan diri, sulit menjalin relasi sejati dengan Sang ilahi.
Orang bisa tampak rajin sembahyang. Namun belum tentu hatinya dekat dengan Tuhan. Ada orang yang doanya amat egois. Isinya hanya meminta dan meminta; bicara terus tanpa pernah mendengarkan. Bahkan ada yang doanya amat politis; menyalahgunakan Tuhan untuk tujuan politik.
Zaman yang diwarnai dengan riuh dan banyaknya informasi lewat media sosial bisa menjebak manusia dalam kacaunya batin dan keruhnya hati. Mereka yang tidak mau terpenjara di dalamnya dituntut menjaga pikiran, hati, dan batin yang jernih.
Salam dan Tuhan berkati.
SOHK, Jumat 9 Desember 2022AlherwantaRenalam ke-246