Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Perikop Injil hari ini (Markus 3:13-19) melanjutkan bacaan Injil kemarin (Markus 3:7-11) yang mengisahkan tentang banyak orang berdesakan mengikuti Yesus. Yesus menyadari bahwa Dia memerlukan bantuan orang lain untuk bisa melayani secara baik khalayak ramai. Karena itu, Yesus memilih dua belas rasul (Markus 3:14).
Yesus menetapkan dua belas rasul-Nya melalui beberapa tahap. Mula-mula Yesus memanggil mereka yang dikehendaki-Nya dan mereka itu datang (Markus 3:13). Kemudian, Yesus menetapkan mereka untuk menyertai Dia dalam mewartakan Injil (Markus 3:14). Akhirnya, Yesus memberi mereka kuasa untuk mengusir setan (Markus 3:15).
Setiap tahap mengandung pesan penting yang layak direnungkan. Pertama, Tuhanlah yang memanggil dan menghendaki orang menjadi utusan-Nya. Dia memang mengutus pengikut-Nya untuk menjadi pewarta Injil (Matius 28:19-20). Tak seorang pun pengikut Kristus yang bebas dari tanggung jawab ini.
Kedua, Tuhan Yesus menyertai mereka yang diutus-Nya. Tidak ada utusan Tuhan yang melaksanakan tugasnya sendirian. Hal itu tampak lebih nyata ketika para utusan itu mesti menghadapi tantangan. Misalnya, mereka ditangkap dan diadili. "Apabila kalian ditangkap, jangan khawatir akan apa yang akan kalian katakan di hadapan pengadilan, karena kalian akan diberi kata-kata yang tepat pada waktunya" (Matius 10:19-20).
Ketiga, Tuhan Yesus memberikan kepada mereka kuasa untuk mengusir setan. Ini memiliki makna mendalam, karena Yesus melengkapi utusan-Nya dengan kuasa-Nya sendiri. Lebih dari itu, mereka yang diutus itu mengambil bagian dalam kuasa Yesus yang memang mampu mengusir setan.
Setiap utusan Tuhan mengambil bagian dalam kehidupan Yesus. Tanpa itu karya mereka tidak menghasilkan buah. Yesus bersabda, "Di luar Aku, kamu tidak bisa berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5). Betapa pentingnya para utusan itu selalu tinggal di dalam dan bersama Yesus.
Injil hari ini mengingatkan bahwa setiap orang yang sudah dibaptis diangkat menjadi pewarta Injil. Tuhan Yesus menghendaki agar mereka membagikan kepada sesama anugerah yang mereka terima dari-Nya.
Sejauh mana kita menyadari status kita sebagai orang yang dibaptis? Apakah kita telah melaksanakan tugas perutusan dengan baik? Seberapa rajin kita membagikan anugerah Tuhan kepada sesama? Semoga Santo Fransiskus de Sales telah melaksanakan itu secara amat baik dan menjadi teladan nyata. Semoga dia membantu kita dengan doa-doanya.
Jumat, 24 Januari 2025Peringatan Santo Fransiskus de SalesHWDSF