Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Bersyukurlah, karena manusia diberi kebebasan. Berkat kebebasan manusia dapat menikmati hidup ini. Karena kebebasannya pula manusia mengambil bagian dalam rencana Sang Pencipta.
“Tuhan yang memberikan kita kehidupan, menganugerahi kita kebebasan pada saat yang sama,” kata Thomas Jefferson. Manusia bukan wayang yang dimainkan sang dalang; bukan pula biduk-biduk catur yang seluruhnya serba diatur.
Kebebasan telah membahagiakan manusia. Bukankah leluhur manusia menikmati kebahagiaan saat hidup dalam kebebasan di Taman Eden? Namun karena pilihan bebasnya pula manusia jatuh ke dalam dosa.
Baik mereka yang memanfaatkan kebebasan secara positif-konstruktif maupun yang menggunakannya secara negatif-destruktif sama-sama memetik konsekuensinya.
Para "positive thinkers" mengubah situasi kalah sebagai kesempatan berbenah. Sebaliknya, "negative thinkers" tenggelam dalam gundah yang menggandakan gelisah.
Hidup ini bagaikan permainan. Di dalamnya ada "winners," ada "losers." Ada yang menang, ada yang kalah. Yang menang layak senang, yang kalah tidak perlu tenggelam dalam susah. Tergantung bagaimana orang menggunakan kebebasannya. Di sana orang perlu mengambil jarak dan melihat kesalahan.
Benar, kata John C. Maxwell. ”Orang mesti berani mengakui kesalahan, cerdas dalam memetik pelajaran darinya, dan berniat kuat mengoreksinya."
Manusia bijaksana menggunakan kebebasan untuk memerdekakan dirinya. Sebaliknya, orang dungu membuat kebebasan malah membelenggu. Semoga dunia ini dihuni oleh lebih banyak manusia bijaksana yang tidak membiarkan hidupnya menjadi korban permainan, tetapi menjadikan dirinya anak sejati dari kebebasan.
Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, 1 Juli 2022 Alherwanta Renalam ke-85