Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Hari ini, Gereja memulai dan memasuki masa liturgi khusus, yaitu masa prapaskah. Selama itu seluruh warga Gereja menghayati kegiatan rohani khusus, yakni retret agung yang ditandai dengan berdoa, berpantang, dan berpuasa selama empat puluh hari.
Retret berarti menarik diri dari kegiatan rutin sehari-hari untuk memasuki kesunyian. Di sana, orang meluangkan waktu untuk memikirkan ulang perjalanan hidup rohaninya dan membenahi segala yang salah serta menyesali semua dosa. Kemudian bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan.
Selama retret itu, mereka merenungkan dan menghayati sengsara dan wafat Yesus secara khusus serta mempersiapkan perayaan paskah atau kebangkitan Tuhan. Ujung dan buah dari puasa dan pantang itu adalah kemenangan bersama dan dalam Yesus yang bangkit, mengalahkan maut.
Kegiatan rohani ini bisa dilakukan secara individual atau kelompok. Keduanya memanggil mereka untuk kembali ke kamar. Artinya masuk ke dalam lubuk hati yang merupakan tempat tinggal Tuhan, Sang ilahi. Di hadapan dan bersama-Nya manusia dapat mengevaluasi diri, terutama dalam relasinya dengan sesama, Tuhan, dan diri sendiri.
Injil Matius 6:1-6.16-18 menyebut tiga kegiatan utama, yakni memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Tuhan Yesus mengajarkan supaya mereka memberi sedekah secara tersembunyi. "Janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu" (Matius 6:3).
Demikian pula ketika berdoa, mereka tidak boleh bertindak seperti orang munafik yang melakukannya agar dilihat oleh banyak orang (Matius 6:5). Hendaklah mereka berdoa di ruang tertutup agar hanya Tuhan yang mengetahui bahwa mereka sedang berdoa (Matius 6:6). Memang, doa itu adalah relasi pribadi dengan Tuhan yang tidak perlu dipamerkan.
Akhirnya, dalam relasi dengan diri sendiri seperti berpuasa, orang tidak perlu membuat sesamanya mengetahui bahwa dia sedang berpuasa. Hanya orang munafik yang menunjukkan puasanya kepada orang lain (Matius 6:16). Hal itu merugikannya secara rohani, karena hanya mendatangkan pujian manusia. Artinya, menjadikan dirinya sendiri pusat; bukan kemuliaan bagi Tuhan.
Dengan amal, doa, dan puasanya orang diajak kembali ke dalam kamar rohani, bukan keluar ke mana-mana, mencari sensasi. Masa prapaskah adalah masa berbenah dan memasuki ruang yang tenang. Buahnya adalah kemenangan bersama Kristus, bukan hasil usaha pribadi. Kemenangan amal, doa, dan puasa ini berupa anugerah Tuhan; bukan prestasi manusia. Siapkah kita kembali ke kamar pribadi?
Rabu Abu, 5 Maret 2025HWDSF