1 min dibaca
02 Jan
02Jan
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Sabda Tuhan hari ini (1 Yohanes 2:29-3:6 dan Yohanes 1:29-34) melengkapi pewahyuan diri Yesus. Surat Santo Yohanes menyampaikan bahwa Kristus telah menghapus dosa dan di dalam Dia tidak ada dosa (1 Yohanes 3:5). Buah dan konsekuensinya, mereka yang berada dalam Dia tidak berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:6). 

Injil Yohanes menyampaikan empat hal penting yang mewahyukan pribadi Yesus. Pertama, Yesus itu domba persembahan yang terakhir yang membayar semua dosa manusia. Bangsa Israel berulangkali mempersembahkan korban berupa anak domba untuk menghapus dosa. Namun dalam Yesus, korban itu dipersembahkan satu kali untuk selamanya. 

Kedua, Yohanes mewartakan keabadian Yesus Kristus. Meskipun Yesus lahir setelah Yohanes Pembaptis dilahirkan, Dia sudah ada sebelum Yohanes. "Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku" (Yohanes 1:30). Dia itu kekal: telah ada, sedang berada, dan akan tetap ada. 

Ketiga, Yohanes memberikan kesaksian tentang Roh Kudus yang turun atas diri Yesus. "Aku melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Roh itu tinggal di atas-Nya" (Yohanes 1:32). Ini menegaskan bahwa Tuhan melalui Roh-Nya mendukung identitas dan misi Yesus. 

Akhirnya, Yohanes mewartakan bahwa Yesus itu Putera Allah. "Maka aku memberi kesaksian: Dia inilah Anak Allah" (Yohanes 1:34). Injil sinoptik melengkapi dengan kata-kata, "Inilah Putera-Ku terkasih, dengarkanlah Dia" (Matius 3:17). Baik Injil Yohanes maupun Injil sinoptik mewartakan bahwa Yesus itu Putera Allah. Dia adalah pribadi kedua dari Tritunggal Maha Kudus. 

Renungan di atas menegaskan pandangan teologis Yohanes tentang Yesus. Hal itu mendasari iman kita dan memotivasi kita untuk selalu percaya kepada-Nya. Orang Kristen itu percaya kepada seorang pribadi; bukan kepada buku atau ajaran. 

Kita percaya kepada pribadi yang kekal adanya. Dia melampaui sejarah, tetapi masuk ke dalam sejarah dengan tujuan menghapus dosa manusia. Karena itu, Dia lebih berkuasa daripada dosa. Mereka yang percaya dan tinggal di dalam Dia dibebaskan dari dosa. 

Dalam tradisi agama Yahudi, korban penghapus dosa itu anak domba yang disembelih. Dalam iman Kristen, yang menghapus dosa adalah Yesus Kristus. Itulah sebabnya Dia disebut Anak Domba Allah. Setiap kali akan menerima komuni, kita memperbarui iman kita akan Sang Anak Domba Allah. "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah orang yang diundang ke perjamuan Anak Domba." Apakah kita sungguh percaya kepada-Nya dan menyambut-Nya dengan hati murni?  

Jumat, 3 Januari 2025HWDSF

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.