Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Doa Bapa Kami paling sering didoakan orang Kristen. Ada bahaya bahwa doa yang begitu mudah diucapkan itu kehilangan maknanya. Orang mengucapkannya secara spontan dan tanpa menyadari nilai dan pesan yang terkandung di dalamnya. Karena itu, ada baiknya orang terus merenungkannya.
Doa ini dibuka dengan memanggil Allah sebagai “Bapa kami.” Sebutan itu menegaskan bahwa Allah yang satu dan sama itu “milik” semua. Para pemiliknya satu keluarga. Mereka semua adalah saudara; apapun suku, agama, etnis, kabangsaan, orientasi politik dan ideologinya. Konsekuensinya, perlu saling mengasihi dan memperhatikan.
Selanjutnya, memohon agar nama Allah dikuduskan. Memang, Allah itu kudus. Tidak ada yang dapat manusia tambahkan pada kekudusan itu. Permintaan ini mengajak semua orang untuk mengakui Allah sebagai kudus. Jangan menyalahgunakan kekudusan-Nya untuk kepentingan duniawi (politik dan ekonomi) yang melecehkan kekudusan Allah itu.
Kemudian, orang memohon agar Kerajaan Allah datang. Doa ini mengharapkan agar Allah sungguh merajai hati, pikiran dan kehidupan seluruh umat manusia. Biarlah Allah yang memimpin dunia ini agar terwujudlah perdamaian dan kesejahteraan. Semua diajak untuk bekerjasama mewujudkannya.
“Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya” (Luk 11: 3). Ini mengandung makna mendalam. Pertama, mengharapkan bahwa sebagai anak-anak Allah (kami) diberi makanan. Memohonnya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh umat manusia. Kedua, meminta makanan yang secukupnya. Tidak meminta yang berlimpah-limpah secara serakah, sehingga sebagian malah dibuang di tempat sampah.
Bagian berikutnya tidak kalah penting. “Ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Luk 11:4). Berulangkali orang memohon ampun dengan syarat bahwa dia sendiri telah mengampuni. Betapa mudah mengucapkannya, betapa sulit mewujudkannya!
Akhirnya, orang memohon agar tidak dimasukkan ke dalam pencobaan. Hidup manusia dikitari oleh pelbagai gangguan yang ingin menjauhkannya dari Tuhan. Hanya tangan Allah yang dapat sungguh membebaskan manusia dari godaan dan cobaan.
Orang perlu mendoakan doa ini dengan penuh kesadaran.
Baik juga berhenti pada setiap permohonan untuk merenungkannya. Pertama, untuk menyadari sejauh mana telah mewujudkannya. Kedua, untuk memohon rahmat Tuhan agar mampu terus berusaha ikut melaksanakannya.
Rabu, 6 Oktober 2021RP. Albertus Herwanta, O.Carm.