Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Misionaris itu orang yang diutus; pergi untuk mewartakan cinta kasih Tuhan. Kasih itu telah terwujud nyata dan sempurna dalam diri Sang Guru Kehidupan.
Umumnya misionaris pergi dari negerinya ke pelbagai penjuru dunia yang belum mengenal Sang Guru Kehidupan. Mereka masuk ke dalam budaya, adat-istiadat dan bahasa dari tempat yang mereka datangi. Menghadapi pelbagai tantangan, baik dari alam maupun manusia. Sebagian bahkan mati demi karya yang mulia itu.
Ada satu misionaris yang tidak pergi ke mana-mana. Bahkan dia tinggal di dalam satu biara tertutup di kota Lisieux, Perancis. Tak pernah keluar. Namanya Theresia.
Meski demikian, dia diangkat menjadi pelindung para misionaris. Dia memang pernah bercita-cita pergi ke tanah misi di Vietnam. Namun tidak kesampaian, karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Doa dan hidupnya dalam biara dipenuhi dengan semangat cinta kasih. Dia menjiwai seluruh tindakannya dengan kasih yang amat besar kepada Tuhan dan sesama. "Panggilan hidupku adalah mengasihi," katanya.
Paus Fransiskus berkata, "Kasih adalah anugerah yang memberikan makna bagi kehidupan kita. Ia memampukan kita untuk melihat orang-orang dalam keluarga, teman-teman dan para saudara yang membutuhkan. Jumlah yang kecil, jika diberikan dengan penuh kasih, tidak pernah habis, tetapi menjadi sumber hidup dan kebahagiaan."
Itulah yang dilakukan Theresia yang wafat pada usia 24 tahun. Meski usianya amat muda, cinta kasihnya matang dan sempurna.
Theresia amat terkenal di seluruh dunia, karena teladan dan ajarannya tentang cinta kasih. Karenanya, dia dikenal sebagai misionaris cinta kasih.
Jumat, 1 Oktober 2021| Pesta Santa Theresia Lisieux | RP Albertus Herwanta, O. Carm.