Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Nama kabinet pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama adalah Kabinet Kerja. Nama sederhana yang penuh pesan dan makna. Di sana, diringkas seluruh visi, misi, dan strategi pelayanan beliau sebagai pemimpin nasional.
Konsisten dengan nama yang dipilih, selama lima tahun pertama, beliau memprioritaskan kerja di atas bicara. Karena itu, semua celotèhan tak berguna diabaikannya. Slogannya adalah kerja, kerja, kerja.
Bukan hanya itu, beliau menunjukkan bahwa teori dan diskusi hanya berarti jika dieksekusi. Selama hanya berputar-putar dan adu kata-kata, hasilnya nol dan hampa belaka. Manusia itu bukan hanya makhluk berkata-kata, melainkan "homo faber" alias manusia kerja.
Di atas semuanya, orang dapat belajar tentang nilai mulia kerja yang ditemukan dalam pelakunya, yakni manusia. Pekerjaan kantor di gedung mewah tidak lebih bermartabat daripada pekerjaan kasar seorang tukang. Keduanya mempunyai nilai ketika dilakukan untuk memuliakan Tuhan dan kesejahteraan bersama.
Kerja itu anugerah dan sekaligus tantangan. Di dalam dan lewat kerja, manusia memanusiakan dirinya. Bukan uang yang menentukan nilai suatu pekerjaan.
Pekerjaan yang menghasilkan uang triliunan rupiah belum tentu lebih mulia. Bisa jadi, malah membawa masalah. Misalnya, perdagangan narkoba dan manusia. Semakin sukses pelakunya, semakin dia merendahkan martabat diri dan sesamanya.
Bukankah kedua pekerjaan itu merugikan dan mengancam kesejahteraan dan martabat manusia? Hasil yang diperoleh berbanding terbalik dengan nilai kerja yang memuliakan Tuhan dan menyejahterakan manusia.
Setiap orang yang membaca renungan ini, dalam arti tertentu, terlibat dalam kerja. Ada yang resmi dengan wanprestasi. Ada yang kerja dan hasilnya sering tidak diapresiasi. Semua mulia lewat kerja.
Senin, 11 September 2023AlherwantaRenalam 248/23