Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Pandemi yang melanda membuat pemerintah Indonesia jauh-jauh hari memesan vaksin. Itu langkah politis demi menjamin kelangsungan hidup warga negara. Pemerintah yang hanya berkuasa sementara saja begitu besar usahanya, apalagi Tuhan yang menciptakan kehidupan. Bagi Dia hidup manusia amat berharga dan mesti diselamatkan.
Beberapa hari yang lalu Sang Guru Kehidupan mengingatkan bahwa tubuh lebih berharga daripada pakaian dan hidup ini lebih penting daripada makanan. Nilai hidup mesti lebih diperhatikan daripada benda-benda yang tersedia hanya sebagai fasilitas dan tambahan.
Hari ini Sang Guru bersabda, "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu" (Mat 7: 6). Dikaitkan dengan alinea kedua di atas, pesannya adalah hargailah hidup.
Hidup ini kudus; berharga seperti mutiara. Yang kudus itu dipersembahkan kepada Tuhan; bukan kepada hewan. Mutiara digunakan sebagai perhiasan yang memperindah tubuh dan penampilan manusia.
Anjing dan babi melambangkan yang lebih rendah daripada manusia. Mereka kadang jorok dan kotor. Mereka tidak dapat menghargai barang yang kudus dan mutiara hidup yang berharga.
Ajaran ini mengingatkan orang agar tidak mempersembahkan hidupnya kepada yang sia-sia. Misalnya, demi hal-hal yang sementara seperti harta dan tahta (kuasa). Keduanya diperlukan, tapi bukan tujuan. Tidak sanggup menyelamatkan kehidupan. Malah sebaliknya, kerap menghancurkan hidup ini. Berapa manusia hancur karena berebut harta dan kuasa?
Apakah ajaran ini meyakinkan? Bagi sebagian orang tidak. Mengapa? Karena menyerahkan hidup pada yang material-duniawi lebih mudah daripada mempersembahkan diri kepada Tuhan yang ilahi. Sang Guru bersabda, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7: 13-14).
Jalan menuju kehidupan memang sulit. Hanya mereka yang bersedia melewatinya yang akan memperoleh mutiara kehidupan dalam Kerajaan Surga.
Selasa, 22 Juni 2021RP Albertus Herwanta, O. Carm.