Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Injil kemarin berbicara tentang Yesus yang mengajar di dalam sinagoga dan mengusir setan. Injil hari ini memberitakan Yesus yang keluar dari rumah ibadat dan pergi ke rumah Simon dan Andreas (Markus 1:29). Dia menyembuhkan ibu mertua Simon yang menderita sakit (Markus 1:30).
Yesus berkarya tidak hanya di dalam rumah ibadat, melainkan juga di luarnya. Dia menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir setan-setan (Markus 1:34). Kita belajar dari Yesus bahwa iman kepada Tuhan itu perlu diwujudkan dalam keterlibatan dengan persoalan konkret masyarakat.
Pagi dini hari berikutnya, Yesus pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Markus 1:35). Dia menyediakan waktu untuk bertemu dengan Bapa-Nya dalam keheningan. Yesus beristirahat setelah melayani banyak orang untuk memulihkan kondisi fisiknya dan berdoa untuk memperoleh energi rohani. Dalam doa-Nya, Yesus mendengarkan kehendak Bapa.
Ketika Petrus menemukan Dia dan berkata bahwa banyak orang mencari-Nya (Markus 1:37), Yesus menegaskan misi-Nya. "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang" (Markus 1:38).
Yesus memang sibuk mengajar, mengusir setan, dan menyembuhkan banyak orang sakit. Orang seluruh kota mendatangi-Nya. Tentu Dia sangat lelah. Namun Yesus tetap memiliki energi yang prima, karena Dia memulihkan kondisi fisik dan rohani-Nya. Dia tidak mengalami "burn out" atau kelelahan berlebihan.
Berkat doa Yesus tetap bisa fokus pada misi-Nya. Dia datang untuk memberitakan Injil dan melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Meski banyak orang mencari-Nya, Dia tidak tergoda menurut keinginan mereka. Demikianlah orang yang berfokus pada Allah.
Dengan demikian Yesus tidak hanya menjadi penyalur rahmat dengan menyembuhkan orang dan membebaskan dari kuasa setan. Dia juga mengisi diri-Nya lewat doa dan komunikasi dengan Bapa-Nya, sehingga menjadi penampung atau "gudang" rahmat.
Para pengikut-Nya perlu belajar dari Yesus. Pertama, bahwa beriman kepada Tuhan memanggil orang untuk terlibat dengan persoalan dunia. Kedua, bahwa di tengah kesibukan itu mereka mesti tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup doa. Yang kedua ini memberikan kepada mereka rahmat. Dengan demikian lewat hidup dan karyanya mereka berperan sebagai penampung dan penyalur rahmat serta berkat bagi sesamanya.
Rabu, 15 Januari 2025HWDSF