Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Hanya sedikit rumah yang berdiri tanpa pilar. Pantheon, salah satunya. Gedung bundar tanpa pilar di tengahnya itu salah satu objek wisata terkenal di kota Roma.
Umumnya gedung-gedung berpilar. Pilar-pilar itulah yang menyangga sehingga gedung itu dapat kokoh berdiri. Gedung akan ambruk bila pilarnya dihancurkan.
Gereja yang merupakan komunitas bagaikan suatu bangunan. Mempunyai fondasi, pilar dan batu penjuru.
Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus, "Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh" (Ef 2: 20-22).
Supaya tetap berdiri kokoh kuat Gereja mesti berdiri di atas dasarnya dan disangga oleh pilar-pilarnya. Para rasul yang telah ditunjuk oleh Sang Guru Kehidupan bagaikan pilar-pilar itu.
"Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul" (Luk 6: 13). Dua di antara dua belas rasul itu adalah Simon (orang Zelot) dan Yudas anak Yakobus.
Kini tugas dan peran para rasul itu dijalankan oleh para uskup yang berkarya dalam kesatuan dengan Paus (uskup Roma). Tugas mereka adalah mewartakan Injil dan menjaga ajaran iman yang benar.
Dalam pelayanannya para uskup dibantu oleh para imam (pastor) dan diakon. Mereka terdiri dari dua kelompok. Pertama, pastor diosesan yang bergabung dengan uskup tertentu. Di bawah tanggung jawab uskup. Kedua, pastor dari ordo atau kongregasi yang taat pada pimpinan mereka. Sebagian dari pastor ini berkarya juga membantu para uskup. Bagaikan pilar-pilar penyangga juga.
Kamis, 28 Oktober 2021Pesta Rasul Simon dan Yudas | RP Albertus Herwanta, O. Carm.