Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Manusia lahir dan tumbuh berkembang berkat dan dalam relasi. Dengan siapa dan bagaimana seseorang berelasi amat menentukan kualitas dirinya. Seluruh hidupnya bagai pelajaran tiada henti dalam membangun dan menyempurnakan relasi. Akhir hidupnya pun dinilai dan diadili atas dasar relasi (1 Kor 13: 13).
Arah relasi itu vertikal dan horisontal. Yang pertama adalah relasi dengan Allah, pencipta. Yang kedua itu hubungan dengan sesama. Manusia bisa membangun relasi yang buruk dan salah. Misalnya, membenci. Dia juga bisa juga mengembangkan relasi yang baik dan benar.
Jiwa sejati dari relasi yang baik dan benar adalah Allah, sang kasih. Dia telah mengasihi manusia agar manusia mampu mengasihi pula (1 Yoh 4:11). Rasul Yohanes menunjukkan dengan jelas cara Allah mengasihi, yakni dengan mengutus Anak-Nya menjadi juru selamat dunia (1 Yoh 4: 14). Di dalam Dia relasi manusia dan Allah mencapai titik sempurna.
Lebih dari itu, Yohanes mengajarkan bahwa Allah adalah kasih. "Barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada dalam Allah dan Allah di dalam dia" (1 Yoh 4: 16). Inilah revolusi relasi! Mereka yang tinggal di dalam Allah menghasilkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5: 22).
Betapa pentingnya tinggal di dalam Allah. Di luar Allah manusia gagal mengasihi. Tanpa relasi yang dijiwai kasih hidup bersama terasa bagai neraka. Di sana orang saling menegasi, membenci dan membangun budaya mati.
Sumber kesulitan terbesar umat manusia zaman ini adalah krisis relasi dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama. Yang terakhir ditentukan oleh dua yang pertama. Menolak Tuhan dan diri sendiri termanifestasi dalam relasi amat buruk dan destruktif dengan sesamanya.
Ketidakadilan, konflik dan perang berasal dari krisis di atas. Intinya, manusia kehilangan relasi. Dapatkah kondisi ini dipulihkan? Allah, Sang Kasih dan sumber relasi dapat memulihkan dan memenuhi kebutuhan manusia akan relasi sejati.
Minggu, 16 Mei 2021 | RP Albertus Herwanta, O. Carm.