Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Bacaan liturgi hari ini (Yesaya 55:10-11 dan Matius 6:7-15) berbicara tentang Sabda Tuhan yang berhasil dalam melaksanakan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya (Yesaya 55:11). Sabda itu mewujud nyata dalam diri Yesus, Sang Sabda yang menjadi manusia. Dia berhasil melaksanakan kehendak Bapa-Nya.
Yesus mengajarkan doa kepada para murid-Nya yang dikenal dengan Doa Bapa Kami. Begitu sering dan mudahnya orang Kristen mengucapkannya sehingga lupa menyadari makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Karena itu, ada baiknya kita merenungkannya.
Doa Bapa Kami adalah doa Kristen yang mendasar yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya (Matius 6:7-15). Doa ini merangkum prinsip-prinsip dan nilai-nilai spiritual yang penting. Apa saja itu?
Doa ini memuat tujuh permohonan, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama. Pertama, menghadap Allah: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu" (Matius 6:9). Kedua, memohon kehendak dan pemeliharaan Allah: "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami hari ini makanan kami yang secukupnya" (Matius 6:10-11).
Ketiga, meminta pengampunan dan perlindungan: "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan , tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat" (Matius 6:12-13).
Doa Bapa Kami mengandung prinsip dan nilai spiritual pokok seperti penyembahan, pengabdian, ketergantungan pada Tuhan, dan pengampunan serta kerendahan hati dalam mengakui kerentanan diri. Itulah yang amat kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat doa ini ringkas, mendalam, dan menyeluruh. Mengucapkan doa ini bisa menjadi kesempatan mempraktikkan nilai-nilai rohani yang kuat. Bagaimana caranya?
Pertama, ulangi doa ini perlahan-lahan sambil merenungkan setiap frase dan maknanya. Kedua, gunakan doa ini sebagai titik awal untuk berbicara dengan Allah, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kekhawatiran. Ketiga, doakanlah doa ini untuk orang lain, mengakui kemanusiaan dan relasi rohani kita.
Dengan mempraktikkan spiritualitas Doa Bapa Kami, kita dapat memperdalam hubungan kita dengan Allah, menumbuhkan rasa hormat dan kerendahan hati, serta termotivasi untuk menghayati nilai-nilai pengampunan, belas kasihan, dan cinta kasih. Bersediakah kita mencobanya?
Selasa, 11 Maret 2025HWDSF