Foto: Pixabay. Dunia yang sibuk dan tergesa-gesa terkesan kurang menghargai olah memori secara rohani dalam retret atau rekoleksi. Orang lebih suka memimpikan masa depan. Namun, bukankah masa depan dipersiapkan pada hari ini dan hari ini merupakan buah dari masa lalu? Melompat ke masa depan tanpa mengolah masa lalu menciptakan arah tidak menentu.