Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Manusia kerap dihinggapi sakit marindam. Tiga penyakit itu tidak langsung mematikan. Tetapi, kalau dibiarkan, akan merenggut nyawa orang yang abai terhadap akibatnya.
Menarik, bahwa para pengidapnya menolak dilindungi dan diobati. Salah alasannya, mereka tidak merasa mengidapnya. Lebih parah lagi, penyakit ini telah bermetamorfosis menjadi pelbagai macam kanker yang telah membunuh jutaan orang.
Marindam alias marah, iri dan dendam telah menguasai hati banyak orang. Ketiga penyakit yang tidak logis itu mendorong orang merancang kejahatan seperti membunuh orang tidak bersalah. Betapa banyak pembunuhan terjadi karena rasa marah, iri, dan dendam.
Pernah ada penguasa yang karena marah, iri dan dendam merebut kekuasaan lewat pembunuhan secara politis pemimpin tertinggi dan para pendukungnya. Orang yang dianggapnya musuh itu dilenyapkan secara pelan-pelan; mati dalam kondisi mengenaskan.
Ternyata, marindam tidak hanya memakan korban (orang lain). Yang terjangkiti pun telah dimangsanya. Mereka yang suka marah kena darah tinggi yang menyebabkan mati. Mereka yang biasa iri, tidak pernah merasakan puas dalam lubuk hati. Rasa dendam dan tidak mau mengampuni telah menjadi kanker yang membunuh diri sendiri.
Seperti narkoba penyakit marindam ini terus menyebar ke mana-mana. Para korbannya tidak merasa bahwa mereka telah dhinggapinya. Banyak yang tersadar setelah terlambat. Penyesalan selalu datang terlambat. Ngapain sih banyak orang membiarkan diri dikuasai marindam? Bukankah bebas dari tiga penyakit itu membuat hidup lebih tenang dan bahagia?
Salam dan Tuhan memberkati
SOHK, Senin Januari 2023AlherwantaRenalam 023/23