Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Kisah menara Babel (Kejadian 11:1-9) bisa menimbulkan salah paham. Misalnya, Tuhanlah yang membuat manusia tercerai berai, karena Dia yang membuat bahasa manusia kacau balau (Kejadian 11:9). Untuk memahami pesannya, orang perlu membaca secara tepat dan benar.
Waktu itu manusia ingin membangun menara agar mereka tidak terserak ke seluruh bumi (Kejadian 11:4). Mereka ingin menentukan diri mereka sendiri. Upayanya itu tidak melibatkan Tuhan di dalamnya.
Ada yang menafsirkan bahwa hal itu menunjukkan kesombongan manusia dan sikap memberontak terhadap Tuhan. Mereka ingin mencapai langit lewat usaha mereka. Bukankah langit adalah simbol tahta Allah (Yesaya 66:1-2)? Manusia tidak akan sanggup menggapainya tanpa bantuan Allah.
Pesan kisah itu terkait dengan Injil hari ini (Markus 8:34-9:1). Di sana, Yesus berbicara tentang bagaimana orang dapat memperoleh keselamatan. Tidak ada orang yang dapat menyelamatkan hidupnya tanpa mengikuti Yesus. Namun, setiap orang yang mau mengikuti Dia mesti menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Dia (Markus 8:34).
Sebaliknya, orang yang mau menyelamatkan nyawanya justru akan kehilangan nyawanya (Markus 8:35). Jangankan seorang manusia, seluruh dunia berada dalam genggamannya pun tidak akan sanggup menyelamatkan nyawanya (Markus 8:36). Ini tampak jelas dalam fakta bahwa orang yang paling kaya dan berkuasa di dunia pun akhirnya mati.
Itu mengingatkan bahwa manusia tidak dapat menentukan hidup matinya sendiri. Ketika manusia mencoba melakukannya, yang terjadi adalah sebaliknya, yakni mereka tercerai berai dan mati. Karena itu, yang diperlukan adalah sikap rendah hati dan taat kepada Tuhan.
Itulah sebabnya Yesus menegaskan tiga langkah untuk mencapai keselamatan, yaitu menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Dia. Orang hanya akan berhasil melakukan dua yang pertama dengan niat mengikuti Yesus. Menyangkal diri dan memikul salib tidak mungkin manusia lakukan tanpa mengikuti Yesus. Dua yang pertama itu mewujudkan sikap rendah hati yang sempurna. Sikap itu menjadi modal penting dalam mengikuti Yesus di jalan salib-Nya.
Kembali ke kisah menara Babel. Ketika manusia mau menentukan dirinya sendiri, mereka justru tercerai berai. Saat manusia ingin meraih keselamatan tanpa Tuhan justru dia akan kehilangan hidupnya. Dua bacaan hari ini mengajarkan agar manusia mengandalkan Tuhan, karena Dialah yang menentukan keselamatan hidupnya. Bagaimana sikap kita selama ini: mengandalkan Tuhan atau diri sendiri?
Jumat, 21 Februari 2025HWDSF