Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Mengapa Yesus tidak mau orang mengetahui perjalanan-Nya melintasi Galilea bersama para murid-Nya (Markus 9:30)? Karena Dia sedang mengajar para murid-Nya bahwa Dia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan dibunuh (Markus 9:30). Mengapa Yesus sepertinya menyembunyikan ajaran itu? Ada dua kemungkinan
Pertama, bisa jadi sebagai manusia Yesus belum siap menghadapi hal itu. Dia seperti menyembunyikan peristiwa yang segera menimpa-Nya itu. Maka, Dia tidak menggunakan orang pertama, Aku, tetapi orang ketiga Anak Manusia (Markus 9:31).
Apakah sebagai manusia Yesus takut menghadapi kenyataan bahwa Dia akan diserahkan dan dikorbankan? Itu tampak dari doa-Nya di Taman Getsemani: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39).
Kedua, karena para murid belum mampu memahami ajaran-Nya itu. Yesus ingin memfokuskan rahasia dan misi-Nya sebagai Mesias kepada mereka lebih dulu. Dari reaksi mereka nyata bahwa mereka memang belum paham. Bukankah mereka malah mempersoalkan siapa yang terbesar di antara mereka (Markus 9:34)?
Yesus menggunakan kesempatan itu untuk menggarisbawahi bahwa Dia akan diserahkan dan dikorbankan. "Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya" (Markus 9:35). Artinya, dia mesti mengutamakan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri.
Ini tidak berarti bahwa orang itu menjadi lemah dan tanpa arti. Sebaliknya, orang mesti mengenal dirinya sendiri agar dapat memberikan yang terbaik kepada orang lain. Dia mengetahui identitas dirinya, yakni bahwa dia adalah pengikut Kristus.Semakin mengidentifikasi dirinya dengan Yesus Kristus, semakin dia menganggap dirinya bukan terbesar atau terpenting; dan siap menjadi pelayan.
Para pengikut Kristus yang sejati adalah orang yang mengembangkan potensi pribadinya semaksimal mungkin agar dapat melayani sesamanya demi kemuliaan Tuhan. Mereka itu bukan orang minder yang merasa diri minoritas, melainkan orang yang karena mengandalkan Kristus siap menjadi yang diserahkan dan dikorbankan untuk kebaikan dan keselamatan banyak orang.
Jadi, murid Kristus dipanggil untuk menjadi pribadi terbaik seperti yang Tuhan kehendaki. Setelah menjadi terbaik, dia memanfaatkannya untuk kebaikan sesamanya; bukan semata-mata untuk dirinya sendiri. Itu pula yang Yesus lakukan, yakni taat kepada Bapa-Nya dan menjadi yang diserahkan dan dikorbankan.
Selasa, 25 Februari 2025HWDSF