1 min dibaca
05 Mar
05Mar
Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm

Di masa Prapaskah ini, kita diajak untuk merenungkan dua hal yang amat mendasar dalam hidup iman kita: pilihan kita di hadapan Allah dan panggilan untuk mengikuti Kristus dengan memikul salib-Nya. 

Dalam Kitab Ulangan, Musa berbicara kepada bangsa Israel yang telah menempuh perjalanan panjang di padang gurun. Sekarang mereka berdiri di ambang Tanah Terjanji, tetapi sebelum mereka masuk, Musa menyampaikan pesan penting: “Lihatlah, aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, engkau dan keturunanmu” (Ul 30:19). 

Pilihan ini bukan hanya untuk Israel di masa lalu, tetapi juga bagi kita hari ini. Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan: tetap setia kepada Allah atau mengikuti kehendak kita sendiri. Allah tidak memaksa, tetapi Ia mengundang. Namun, konsekuensinya jelas: memilih Allah berarti hidup dalam berkat-Nya, sementara menolak-Nya berarti menempuh jalan yang berujung pada kehancuran. 

Yesus, dalam Injil Lukas, melangkah lebih jauh. Setelah Petrus mengakui-Nya sebagai Mesias, Yesus mengungkapkan kenyataan yang mengejutkan: Mesias harus menderita, ditolak, dibunuh, dan bangkit pada hari ketiga (Luk 9:22). Ini bukan Mesias yang dibayangkan banyak orang. Mereka mengharapkan seorang pemimpin yang kuat, bukan seorang Hamba yang menderita. Tetapi Yesus tidak berhenti di situ. Ia menatap para murid dan berkata, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku” (Luk 9:23). 

Inilah panggilan yang menantang kita di masa Prapaskah ini. Mengikuti Yesus berarti meninggalkan keegoisan, menerima penderitaan dengan iman, dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dunia menawarkan kenyamanan, kesuksesan, dan kebahagiaan instan, tetapi Yesus menawarkan sesuatu yang lebih besar: kehidupan yang sejati di dalam Allah. 

Sering kali, kita ingin mengikuti Yesus tanpa salib. Kita ingin berkat-Nya, tetapi menolak penderitaan. Kita ingin kemuliaan, tetapi enggan berkorban. Tetapi Yesus berkata dengan tegas: “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Luk 9:24). Prapaskah adalah waktu bagi kita untuk bertanya dengan jujur: 

  • Apakah aku sungguh memilih Allah dalam hidupku, atau masih terikat dengan dunia?
  • Apakah aku bersedia memikul salib bersama Kristus, atau aku menghindari segala bentuk penderitaan?
  • Apakah aku mengikuti Yesus hanya ketika semuanya berjalan lancar, atau aku tetap setia bahkan dalam kesulitan?

Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk membuat pilihan yang tegas. Pilihlah kehidupan! Pilihlah Kristus! Jangan takut akan salib, karena di dalamnya terdapat kehidupan kekal. Penderitaan bersama Yesus bukanlah akhir, tetapi awal dari kebangkitan yang mulia. 

Semoga masa Prapaskah ini menjadi saat kita mengambil keputusan radikal untuk mengikuti Kristus dengan segenap hati, karena hanya di dalam Dia kita menemukan kehidupan yang sejati.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.