Suara Keheningan | Savitri Chandra
Masa mudaku dipenuhi dengan keinginan mencapai kesempurnaan..
Kukejar dia sampai kemanapun.
Kesempurnaan adalah segalanya.
Waktu berganti.
Ku melihat banyak hal yang kupikir sempurna ternyata palsu
Ku rasakan ini yang paling sempurna, tetapi ternyata ia jauh dari standard yang terendah
Pemandangan yang terlihat seperti lukisan dan indah ternyata jalan menuju kesana sungguh menyulitkan.
Harapanku tinggi bahwa memiliki anak adalah sebuah kesempurnaan yang hakiki, namun ternyata aku terlindas oleh realita yang ada.. tubuhku babak belur sehabis melahirkan, anakku lahir belum waktunya, aku hampir tidak memiliki waktu tidur, baby blues yang buruk, susahnya membesarkan dan mendidik anak dalam tuntutan harus sempurna.
Tuntutan penampilan musti sempurna bak peragawati juga tadinya menjadi tujuan penting..
Diet, olahraga dan berbaju keren is a must.
Kemudian aku menyadari bahwa itu adalah standard yang dibuat orang lain.. permintaan orang lain..
Absurditas yang membuat seseorang menjadi terbeban dan tidak bahagia.
Menjadi sempurna itu banyak tuntuan dan beban.
Bahagia menjadi menjauh dan berjarak.
Dan..
MELELAHKAN
Tidak Sempurna..
Kata yang kuucapkan berulang kali..
Menerima diriku sebagai manusia
Memeluk kemanusiaanku dengan penuh cinta..
Aku jatuh cinta pada diriku sendiri..
Mencintai setiap luka, lubang, sakit, kekurangan dan kefanaan..
Aku bahagia dengan keberadaanku..
Menjadi tidak sempurna artinya
Ikhlas menerima diri
Bahagia dengan yang diberikan
Bersyukur banyak-banyak akan rahmat-Nya..
Di setiap ketidaksempurnaanku ada lubang dan luka yang bisa aku kerjakan untuk ditutupi dengan memaafkan dan mengampuni..
Belajar tersenyum dan bahagia..
Ketidaksempurnaan adalah ruang kita untuk tahu yang menjadi tugas panggilan kita.
Menyempurnakan takdir yang digariskan oleh-Nya.
"Sekarang jika kulihat orang pamer harta secara menyolok dan masif dimanapun..
Aku tahu ada lubang besar di dalam diri mereka yang mesti mereka tutupi dengan berpura-pura sempurna dan bahagia."