Suara Keheningan | M. Regina A. Ch.W.C. Kirana
Pada 4 Februari diperingati sebagai World Cancer Day. Hari itu mengingatkan aku Regina pejuang dan survivor Kanker payudara yang masih terus menapaki perjalanan panjang sejak tahun 2009 hingga hari ini. Selama 13 tahun aku hidup bersama dan berdamai dengan kanker.
Bagiku kanker tidak dapat dianggap sebagai musuh, karena musuh akan selalu menginginkan yang terburuk pada kita. Logikanya jika semakin kita anggap kanker itu musuh, maka semakin dia akan merusak tubuh kita.
Ketakutan dan kepahitan hidup yang kita alami membawa kejayaan baru untuk kanker. Oleh karena itu, kita harus berusaha bersahabat dan berdamai dengan kanker agar kanker bobo cantik dan tidak mengganggu kita.
Kanker adalah sahabat yang selalu mengingatkan kita untuk hidup sehat, selalu berpikiran positif dalam segala situasi yang dihadapi; selalu mengingatkan kita untuk menjaga hati dan fisik agar terhindar dari stress yang berlebihan.
Melalui kanker secara pribadi aku selalu ingat bahwa aku adalah orang terpilih Allah untuk menjalani anugerah dan karunia-Nya yang luar biasa. Bahkan melalui kekuatan dan berkat yang Allah berikan itu, aku dan teman-teman yang mengalami kanker akan kuat menjalaninya.
Tapi kanker pun tidak dapat sepenuhnya dianggap kawan dan sahabat, karena dia selalu mengintai kekuatan kita, secara khusus pada saat kondisi hati atau fisik kita lemah, dia dapat dengan leluasa bermain dan mengganggu kita di tempat yang dia inginkan.
Akan tetapi, dengan semangat hidup pribadi, cinta dan kasih sayang dari keluarga dan sahabat, daya tahan tubuh itu serasa memperoleh energi yang kuat. Satu hal yang pasti bahwa Kekuatan Tuhan yang akan membuat kita mampu terus berjalan untuk membuat kanker lemah dan tertidur sehingga tidak mengganggu kita lagi.
Seperti yang aku alami, aku sudah berhasil berdamai dengan kanker. Sekalipun setelah melewati tahun ke 5 hidup bersama dengan kanker bukan membuat aku bebas merdeka dari kanker. Ternyata di tahun ke-7 karena kondisi fisik yang lemah "si cantik Ca" mulai mengganggu payudara aku sebelahnya sehingga aku harus menjalani semuanya kembali dari awal, sehingga aku menjadi survivor Ca Mammae Bilateral (ca mammae di kedua belah mammaenya).
Tidak cukup sampai di situ, di tahun ke-10 si cantik Ca kembali bermain dan bersembunyi di antara 2 organ tubuh aku yang paling vital yaitu di antara cabang paru dan di belakang jantung, sehingga saat aku berada di meja operasi untuk menjangkau dia.
Ternyata alat medis operasi yang paling canggih sekalipun yang pernah aku jalani tidak dapat menjangkau dia. Bukan karena ketidakmampuan alat medis operasi tersebut, tetapi lebih karena pertimbangan untuk mengutamakan keselamatan nyawa aku.
Aku hanya bisa berkata, "Cantik Ca.. mungkin saat itu kamu menertawai aku karena sampai sekarang kamu tetap ada disitu karena gak mampu aku usik, tapi dengan semangat aku kamu pasti bisa bobo cantik karena aku percaya dan yakin dengan semangat dan pikiran positif yang selalu aku bangun akan menaikkan daya tahan tubuhku."
Saat pertahanan tubuh aku drop, efek long covid19 ternyata di tahun ini. Saat memasuki tahun ke-13 aku hidup bersama dengan kanker.Ssi cantik Ca berhasil bermain, berdiam dan berkembang di kepala aku dan mengganggu kepala aku sehingga aku harus menjalani serangkaian radiotherapy untuk kepala aku. "Aah.. nakalnya.. kamu cantik… ganggu aku terus. Cantik ca. walaupun kamu hidup dalam aku. tapi kamu harus tau kalau I Have Cancer but it doesn't have me”* karena dengan dukungan semangat dan cinta keluarga, sahabat serta kekuatan Tuhan yang menyertai aku. Aku anak bima akan selalu kuat untuk terus berjuang karena bersama Tuhan aku pasti kuat (Iuvante Deo Vincimus).
Ini kisah ku.. sahabat.. mana kisah mu ? Yuk kita terus semangat berjuang melawan kanker. Gaas pool semangat dan daya juangnya.. jangan kasih kendor semangatnya! Yakinlah ada banyak cinta ada di sekitar sahabat yang akan menguatkan sahabat untuk terus berjuang.
Ed: Ino Sigaze
