1 min read
06 Apr
06Apr
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Akar kata keputusan adalah putus. Ketika dikaitkan dengan pengalaman mendasar kehidupan seperti harapan, dampaknya amat besar. Misalnya, putus asa dan putus cinta. Ketika keduanya dialami bersama dalam waktu yang sama, efek negatifnya dahsyat. Bayangkan orang yang putus asa karena putus cinta. Berat sekali. 

Kini dunia sedang menghadapi krisis global. Dampaknya terasa di dalam negeri. Itu terkait pula dengan kata putus. Karena situasi ekonomi yang buruk, banyak perusahaan melakukan efisiensi. Mereka mengurangi tenaga kerja dengan cara pemutusan hubungan kerja (PHK). Langkah pahit yang mesti diambil ini membuat banyak orang putus asa. 

Cara orang menghadapi PHK bervariasi. Itu tergantung keputusan yang orang ambil. Sebagian orang memutuskan mengambil langkah baru dan mencari peluang kerja untuk bertahan hidup. Sedang yang lain bingung dan sulit mengambil keputusan karena terlalu lama menikmati zona nyaman. Tidak siap menghadapi perubahan mendadak.

Namun, tidak seorang pun dapat menghindar dari mengambil keputusan. Tidak mengambil keputusan pun adalah suatu keputusan. Hidup itu rangkaian keputusan. Siapa kita ini adalah hasil dari keputusan-keputusan kita. 
"Your legacy is being written by yourself. Make the right decisions," kata Gary Veynerchuk.*) 

Namun tidak semua cerdas mengambil keputusan. Bagaimana orang bisa mengambil keputusan secara efektif-efisien, cerdas, dan bijaksana? Sebelum memutuskan orang perlu menenangkan hati dan pikiran untuk dapat memahami segala sesuatu secara jernih.

Mengambil keputusan ketika berhadapan dengan persoalan hidup dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan peluangnya.  Keduanya menjadi dasar pengambilan keputusan. 

Selanjutnya, orang mengumpulkan informasi. Akan jauh lebih baik bila orang mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk memproses pengambilan keputusan. Semakin lengkap dan akurat data dan informasi yang tersedia, semakin mudah dan cepat orang mengambil keputusan. Faktor-faktor kunci yang menentukan pengambilan keputusan perlu juga diketahui, termasuk faktor internal dan eksternal. 

Akhirnya, orang membuat rencana dan langkah-langkah nyata mengambil keputusan. Selengkap apa pun data dan faktor pendukungnya, tanpa keputusan nyata, langkah jelas, dan terukur hasilnya,  orang sulit menikmati buah keputusannya. "Last but not least," sebagai makhluk rohani, dalam mengambil keputusan orang perlu berdoa pula. Tuhan memberkati. 

Tabik. 
CaMing XIV, 6 April 2025HWDSF
*) Warisanmu sedang kau tulis sendiri. Ambillah keputusan-keputusan yang benar.

Comments
* The email will not be published on the website.