Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Firman Tuhan dari Kitab Daniel 2: 31-45 dan Injil Lukas 21: 5-11 berbicara tentang berakhirnya hal-hal fana. Kerajaan Nebukadnezar yang besar dan kuat itu bakal runtuh. Bait Allah di Yerusalem yang dihiasi batu-batu indah dan pelbagai persembahan akan dihancurkan.
Suatu kekuatan besar yang terungkit dari gunung tanpa diketahui penyebabnya akan menghantam kerajaan itu hingga hancur berkeping-keping. Kekuatan yang menghantam itu akan memenuhi seluruh bumi. Kekuatan siapakah yang mampu memenuhi seluruh bumi?
Sedangkan Sang Guru Kehidupan mengatakan tentang Bait Allah yang akan diruntuhkan. Tak satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain (Luk 21: 6). Rata.
Kedua peristiwa di atas menggambarkan bahwa segala yang fana di dunia akan berakhir. Bahkan yang amat penting bagi agama sekalipun. Prosesnya diwarnai dengan "chaos" seperti perang dan pemberontakan. Membuat manusia takut dan gemetar.
Pada saat itu akan muncul orang yang mengklaim diri sebagai penyelamat. Sang Guru Kehidupan "wanti-wanti" dan berpesan agar orang tidak mudah percaya dan gampang disesatkan (Luk 21: 8).
Mereka yang berpegang pada Tuhan tidak perlu gentar. Bukankah Sang Guru telah bersabda, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" (Mat 24: 35)?
Memang orang-orang benar itu akan menghadapi kesulitan besar. Namun yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (Mat 24: 13). Karena itu, "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan" (Why 2: 10c). Demikianlah sabda Tuhan.
Dunia dengan segala isinya ini tidak abadi. Namun, percayalah Tuhan yang abadi menyertai. Mereka yang berpegang pada Tuhan tidak perlu takut menghadapi berakhirnya yang fana.
Selasa, 23 November 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.