Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Mendengar dan menbayangkan Tuhan yang menghukum tentu menakutkan. Kesalahan dan dosa memang mendatangkan hukuman atau karma.
Namun Tuhan tidak hanya menghukum. Dia juga dan terutama mengasihi dan menyelamatkan. Itulah yang diwartakan oleh nabi Yesaya (Yes 30: 19-21.23-26). Tuhan yang demikian tentu memberi harapan dan membuat hidup ini penuh semangat.
Tuhan yang berbelas kasih, mengampuni dan menyelamatkan itulah yang tampak dalam diri Sang Guru Kehidupan. "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Mat 9: 36).
Dia sangat "concerned" terhadap umat manusia yang sungguh mendambakan kasih dan keselamatan. Begitu banyak yang mendambakannya, namun belum semuanya terlayani. "Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit" (Mat 9: 37).
Karena itu, Dia memanggil para murid-Nya dan mengutus mereka; memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit" (Mat 10: 1). Pesan-Nya kepada mereka, "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Mat 10: 8).
Benar, para murid itu telah menerima kasih dan keselamatan dari Tuhan secara cuma-cuma. Mereka juga telah menerima kuasa dari-Nya tanpa bayar. Maka, mereka perlu membagikannya secara gratis pula.
Demikianlah, setiap orang yang dikasihi dan diselamatkan Tuhan menerimanya tanpa usaha dan biaya. Semua itu anugerah gratis.
Sudah sepantasnya mereka yang telah menerima anugerah itu berbagi kepada sesama yang belum menerimanya. Apakah aku termasuk yang telah menerima itu? Kalau demikian, sekaranglah waktunya untuk berbagi pemberian gratis itu.
Sabtu, 4 Desember 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.