1 min dibaca
27 Mar
27Mar
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Dua bacaan hari ini (Yeremia 7:23-38 dan Lukas 11:14-23) bisa dipahami dari sudut pandang yang serupa. Intinya, percaya dan bersama Tuhan manusia selamat. Bagaimana kita merenungkan pesannya? 

Dalam kitab Nabi Yeremia, Tuhan bersabda, "Dengarlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu bahagia" (Yeremia 7:23). Dengan kata lain, apabila manusia menaati Tuhan dan mau bekerjasama dengan-Nya manusia akan mengalami keselamatan dan kesejahteraan. 

Pada akhir injil hari ini, Yesus bersabda, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraikan" (Lukas 11:28). Dalam konteks yang berbeda, Yesus pernah mengatakan hal serupa, "Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita" (Markus 9:40). Bersama Yesus orang bisa membawa kebaikan dan keselamatan. 

Faktanya, orang kerap menolak percaya dan bekerjasama dengan Tuhan. "Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat (Yeremia 7:24). Itulah sikap umat Israel terhadap Tuhan pada zaman nabi Yeremia. 

Demikian pula sikap sebagian dari pendengar Yesus. Meski menyaksikan Yesus yang mengusir setan membisukan, mereka tidak mau percaya. Mereka malah mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan (Lukas 11:15). Kata-kata yang sama sekali tidak masuk akal! 

Dari dahulu hingga kini, banyak orang menolak mendengarkan dan percaya kepada Tuhan. Bahkan setelah menyaksikan atau mengalami kebaikan Tuhan. "Mereka malahan menegarkan tengkuknya" (Yeremia 7:26). 

Kemarin kita merenungkan tentang perlunya mentaati perintah Tuhan agar orang memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan. Hari ini kita mendengarkan tawaran serupa. Namun, tampaknya makin sedikit orang yang berminat menanggapinya. Sebagian dari mereka merasa dapat mengurus dan menyelesaikan semua perkara hidupnya sendiri. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita mendengarkan sabda Tuhan, ajaran, dan perintah-Nya? Ataukah kita makin mengeraskan tengkuk kita ketika mendengar sabda Tuhan dan tuntunan-Nya? 
Kamis, 27 Maret 2025HWDSF

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.