Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Beberapa hari lalu disajikan renungan tentang rencana dan jadwal. Keduanya berkaitan dengan batas akhir dalam mewujudkannya.Batas akhir itu "deadline" sebutannya. "The difference between a dream and a goal is a deadline." (Gina Raimondo). *)
"Deadline" memiliki efek negatif dan positif. Orang- orang yang dituntut menyelesaikan pekerjaan sesuai "deadline" sering takut gagal menepatinya. Ketika "deadline" makin mendekat sementara pekerjaan belum menunjukkan tanda segera beres, pikiran bisa stres.
Namun, "deadline" juga bisa berdampak positif. Misalnya, mendorong untuk berdisiplin. Tidak bekerja sesukanya, tetapi sesuai jadwal. Kadang orang harus bekerja keras untuk meyelesaikan pekerjaan sebelum batas akhir.
Hanya sebagian pekerjaan yang bisa dijadwalkan. Kegiatan sekolah dan ibadah, misalnya, dapat direncanakan atau disusun jadwalnya. Mengubah jadwal karena guru tidak masuk kerja dan pemberitahuannya mendadak bikin kepala sekolah pusing dan harus memeras otak.
Sedang sebagian karya seni sulit dijadwal. Bukankah karya-karya seni banyak yang penyelesaiannya tergantung pada "mood" dan inspirasi? Siapa dapat mengendalikan inspirasi? Makin dicari, makin sulit ditemui. Sebaliknya, saat sang seniman menyediakan diri dan duduk tenang, inspirasi malah datang.
Apa pun pekerjaan seseorang, semua akan kena "deadline" minimal sekali seumur hidup. Waktu ajal itu batas akhir hidup setiap orang. "Deadline" ini pasti, tetapi tidak bisa dijadwalkan.
"Deadline" terdiri dari dua kata "dead" (mati) dan "line" (garis). Garis mati. Tidak bisa digeser atau ditawar. Karena pasti tiba, yang perlu dilakukan adalah sebaik mungkin mempersiapkannya. Persiapan terbaik hanya satu, yakni mengisi hidup dengan mengasihi.
Kapan pun orang sampai pada "deadline" hidupnya, dia tidak perlu takut, karena jadwal seluruh hidupnya penuh dengan aktivitas mencintai.
Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Sabtu 5 November 2022AlherwantaRenalam ke-212
*) Yang membedakan mimpi dari tujuan adalah batas akhir.