Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Semua orang setuju bahwa hidup ini membutuhkan uang. Mereka yang bilang bahwa dalam hidupnya tidak butuh uang bisa digolongkan sebagai pembohong.
Banyak yang mengukur kualitas hidup berdasar uang yang sukses dikumpulkannya. Mereka yang ahli mengelola keuanganlah yang umumnya sejahtera.
Matius yang duduk di kantor pajak termasuk orang di atas (Mrk 2: 14). Sebagai tukang pajak dia tahu bagaimana menghitung uang. Dia dapat mengambil keuntungan dari menarik pajak. Karena itu, dia tidak disukai bangsanya sendiri. Bahkan dianggap pendosa (Mrk 2: 16).
Namun ketika Sang Guru Kehidupan memanggil untuk mengikuti-Nya, dia segera bangkit dari kursi kantornya (Mrk 2: 14). Lalu mengikuti Dia.
Lebih dari itu, Matius mengundang Sang Guru dan rekan-rekan pemungut cukai ke rumahnya untuk makan bersama (Mrk 2: 15). Itulah tanda kegembiraan atas panggilannya.
Dia menemukan sesuatu yang lebih berharga daripada uang. Tukang pajak yang selama ini menghabiskan waktunya untuk uang mendapat anugerah hidup baru dari Sang Guru.
Hidup bergelimang uang memang bikin senang. Karena itu, ada orang yang hidup demi uang; bahkan jadi budak uang. Tetapi hidup mengikuti Sang Guru itu jauh lebih bermakna, karena berarti hidup di atas uang.
"Money cannot buy peace of mind. It cannot heal raptured relationships, or build meaning into a life that has none." (Richard M DeVos)
Sabtu, 15 Januari 2022RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.