Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Bahwa segala yang duniawi akan berakhir itu jelas. Mereka yang mengandalkan dunia semata akan lenyap bersamanya. Hal itu berulangkali dikatakan sejak berabad-abad lamanya.
Sebaliknya, mereka yang mengandalkan penguasa sejati atas alam semesta ini lestari dan abadi. "Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (Luk 21: 18-19).
Persoalannya, tetap bertahan itu tidak mudah. Tantangannya berasal dari dalam dan dari luar. "Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku," demikian sabda Sang Kebenaran (Luk 21: 16).
Perang antara yang melawan dan berpihak pada kebenaran terus terjadi hingga nanti lenyap langit dan bumi. Bertahan menghadapi para musuh kebenaran itu mutlak perlu.
Setiap zaman mencatat pahlawan-pahlawan kebenaran yang gigih, gagah dan cemerlang. Mereka pemenang. Banyak dari mereka itu kaum lemah dan kecil yang harus menghadapi musuh yang besar dan berkuasa.
Mengapa mereka bisa menang? "Tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu" (Luk 21: 14-15).
Menghadapi lawannya para pejuang jalan kebenaran tidak harus kuat, besar dan berkuasa. Secara manusiawi mereka tampak lemah dan sendiri. Namun mereka itu terjaga dan terlindungi oleh kekuatan ilahi.
Para lawannya mula-mula menang. Berpesta pora tatkala bisa memenjarakan yang dimusuhinya. Namun situasi segera berbalik. Satu per satu dipermalukan. Para pemenang palsu berakhir sebagai pecundang. Mereka selalu gagal mengalahkan kekuatan pejuang kebenaran.
Rabu, 24 November 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.