Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Dari dahulu hingga kini dunia memerlukan penopang. Yang menopang adalah kursi. Tanpa penopang dunia tidak tenang dan terus goncang, karena dari atas kursi itu dunia dikendalikan dan dipegang.
Nama lain dari kursi itu adalah tahta. Yang duduk di atasnya menjadi pengendali atas orang-orang di sekitarnya. Dia bisa disebut kaisar, firaun, atau raja. Dalam dunia demokrasi, mereka itu bisa disebut presiden, bisa pula perdana menteri. Kursi itu representasi kekuasaan diri atau partai yang bersamanya berkoalisi.
Hari ini, Gereja merayakan pesta tahta suci Santo Petrus. Tahta itu diduduki oleh Paus. Berbeda dari kursi dunia, tahta Santo Petrus adalah tahta pelayanan dan penggembalaan. Santo Petrus lah yang menulis tentang jiwa di balik tahta para gembala.
Kepada mereka Santo Petrus menulis, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri" (1 Petrus 5:2).
Mereka memperoleh imbalan bukan dari dunia ini, melainkan dari Sang Gembala Agung, berupa kemuliaan yang tidak akan layu (1 Petrus 5:4). Petrus sendiri menerima kursi dan legitimasi dari Sang Guru ilahi; bukan karena hasrat dan nafsu diri yang bersifat duniawi. "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18).
Petrus dan penggantinya tidak takut atau khawatir kehilangan kursi, karena dia duduk di sana tidak untuk mempertahankannya, melainkan untuk melayani dan menggembalakan. Yang mereka lepaskan di dunia akan terlepas pula di surga (Matius 16:19). Ini bukan hanya tentang dosa-dosa yang pengampunan-Nya diserahkan lewat pelayanannya, melainkan tentang dirinya yang mesti lepas bebas dari semua ikatan dunia.
Tahta duniawi membawa rasa takut bagi mereka yang menduduki. Mereka itu berupaya membentengi dan membela diri. Tidak jarang kursi penopang itu terus digoyang dan tidak pernah tenang. Dapatkah kursi demikian sungguh menjadi penopang?
Tidak demikian dengan tahta Santo Petrus. Jaminannya bukan manusia, melainkan Yesus yang mengatakan bahwa alam maut pun tidak akan menguasainya. Artinya, tahta itu abadi, karena ada untuk melayani dan membawa keselamatan bagi semua. Kursi pelayanan dan penggembalaan ini adalah kursi penopang dunia yang sesungguhnya. Marilah berdoa bagi Paus Fransiskus yang kini sedang mendudukinya agar bersama semua uskup dan para imam yang membantunya sungguh menjadi gembala yang melayani dengan semangat kasih Kristus.
Sabtu, 22 Februari 2025Pesta Tahta Santo PetrusHWDSF