Suara Keheningan |RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Bahwa beramal itu baik sudah jelas. Itu bagian penting dari ajaran banyak agama. Ada yang mengajarkan bahwa berbuat amal bisa menjadi salah satu jalan ke surga. Berbuat kasih lewat tindakan amal juga membawa kebahagiaan.
Kendati demikian, orang perlu mewaspadai aktivitas amal. Ada yang rawan disalahgunakan. Bukankah terungkap ada kotak amal yang hasilnya untuk kegiatan teroris? Motivasinya jelas bertentangan dengan amal.
Ada pelbagai motivasi lain di balik karya amal. Misalnya, untuk mendapat pahala di surga. Tidak jelek, tetapi banyak motivasi serupa itu perlu diwaspadai. Mengapa?
Pertama, ada yang melakukan karya amal untuk kepentingan sendiri. Misalnya, untuk mencari dukungan politik. Sebagian politisi melakukan karya amal pada masa persiapan pemilihan umum atau pemilihan daerah.
Dengan semakin sering dan banyak beramal, semakin besar pula harapannya akan terpilih. Bukankah motivasinya jelas, yakni kepentingannya sendiri?
Kedua, karya amal dilakukan untuk menyukakan orang lain. Ini lebih baik dari pada yang pertama, tetapi tetap perlu dicermati. Mengapa? Karena pelakunya merasa dirinya baik.
Di sini, orang bisa merasa dibutuhkan. Dia menolong orang lain, bukan karena orang itu membutuhkan, tetapi dibuatnya senang. Mungkin orang itu tidak perlu dibantu.
Walau berbuat amal itu baik, motivasi di baliknya perlu diwaspadai. Apakah orang beramal dalam kasih demi menolong orang lain yang membutuhkan?
Salam dan Tuhan memberkati.
JKSS, Jumat 3 Maret 2023AlherwantaRenalam 062/23