Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
"Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes" (Markus 8:15). Demikian pesan Yesus kepada para murid-Nya. Bagaimana kita membaca pesan ini dan apa relevansinya bagi hidup kita?
Pertama, kita perlu melihat siapakah orang Farisi dan Herodes. Kedua orang itu dan kelompoknya termasuk orang yang berpengaruh dalam masyarakatnya. Yang pertama berpengaruh dalam bidang agama dan yang kedua berkuasa secara politik.
Kedua, mereka itu menyebarkan "ragi" atau ajaran yang menghancurkan masyarakat seperti sikap tidak jujur, sombong, hasrat untuk dihormati, dan sejenisnya. Semua itu membawa dampak negatif yang serius bagi orang beriman. Misalnya, membuat orang ragu-ragu terhadap imannya dan mengalami kebingungan.
"Ragi" duniawi itu kini berkembang dalam pelbagai aliran berpikir, mentalitas, dan budaya yang anti terhadap iman kepada Tuhan. Mereka tidak lagi percaya kepada institusi yang berbicara tentang Tuhan. Bagi mereka agama itu sudah "out of date" atau usang.
Yesus mengajar supaya para murid-Nya berpegang pada ajaran-Nya, yakni ragi Kerajaan Surga yang membentuk dunia sesuai dengan kehendak Allah. Bukankah Yesus pernah bersabda bahwa Kerajaan Surga itu seperti ragi (Matius 13:33)?
Namun, para murid itu salah memahami pesan Yesus (Markus 8:16). Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar (Markus 8:17-18). Artinya, mereka tidak menyimak kata-kata Yesus.
Karena itu, Yesus menegaskan tanda kehadiran Kerajaan Surga dalam peristiwa penggandaan roti (Markus 8:19-20). Dia mengajak mereka percaya kepada ajaran-Nya daripada kepada ajaran orang Farisi dan Herodes. Mengapa demikian? Karena ajaran mereka itu membawa kehancuran; bukan keselamatan.
Kaum Farisi dan Herodes itu menduduki kursi penting di bidang agama dan politik. Namun mereka tidak membawa pengaruh positif dan konstruktif, melainkan sebaliknya. Demikian pula pandangan sebagian orang yang lebih percaya pada diri sendiri daripada kepada Tuhan. Bisa jadi, pengaruh mereka jauh lebih kuat daripada iman kita. Karena itu, kita perlu mewaspadai ragi duniawi itu.
Selasa, 18 Februari 2025HWDSF