Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Menjelang pemilu 2024, suhu politik di tanah air mulai memanas. Para calon legislatif mulai merancang strategi untuk sukses merebut kursi parlemen. Pendukung calon presiden, baik dari partai maupun relewan pun sudah melakukan pemanasan.
Ada yang khawatir bahwa politik identitas dengan memanfaatkan isu SARA akan dimainkan kembali. Hampir semua setuju bahwa politik identitas telah memecah belah anak bangsa. Lukanya sulit disembuhkan.
Sejak Indonesia merdeka banyak masalah sosial, ekonomi, dan politik menyebabkan perpecahan. Ketidakadilan yang amat dirasakan oleh sebagian besar rakyat kecil, misalnya. Itu bagai bensin yang siap membakar bara politik nasional.
Ada pula penghambat persatuan dan kesatuan yang bersumber dari pelbagai kelompok. Mereka berebut kepentingan. Orang lupa mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gagal fokus itu ditunggangi politik yang memecah belah bangsa. Integritas terancam.
Mengembangkan hidup rohani juga menuntut integritas (kesatuan). Serasi antara cita-cita mencapai hidup sempurna dan langkah hidup sehari-hari.
Dalam bermeditasi, orang dituntut mampu mengelola pikiran, perasaan, dan kehendak sedemikian hingga terwujud kesatuan antara ketiganya. Untuk mencapai taraf itu diperlukan konsentrasi dan sikap fokus pada tujuan.
Namun, ketika mempraktikkannya orang menghadapi tantangan berat seperti distraksi atau gangguan yang memecah konsentrasi. Meditasi menghadapi kendala, yakni konsentrasi.
Singkatnya, baik usaha menjadi sempurna sebagai pribadi maupun mencapai cita-cita bangsa dan negara memerlukan integritas. Keduanya menghadapi tantangan yang mirip, yakni penghambat persatuan dan kesatuan.
Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Kamis 18 Mei, 2023AlherwantaRenalam 138/23