1 min dibaca
23 Feb
23Feb

 

Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Yesus mengajarkan perintah kasih yang ekstrim, karena memerintahkan supaya kita mencintai musuh-musuh. Itulah inti pesan dari bacaan-bacaan pada hari Minggu Biasa VII tahun C. 

Mengasihi sesama dan musuh memang sulit, tetapi tidak berarti mustahil. Daud mempraktikkannya dengan mengampuni Raja Saul yang memburu dan hendak membunuh dirinya (1 Samuel 26:2.7-9.12-13.22-23). Yesus  mengajarkan hal itu dengan memberikan empat kata kerja imperatif dalam mencintai musuh-musuh (Lukas 6:27-38). 

Pertama, "kasihilah musuhmu"  (Lukas 6:27). Bagaimana orang dapat mencintai musuh? Bukankah secara kodrati kita ingin membalas para pembenci kita? Orang hanya dapat mewujudkannya tatkala mengandalkan rahmat Tuhan. Mengapa? Karena Dia penuh belas kasihan dan kasih sayang kepada anak-anak-Nya (Mazmur 103).

Kedua, "berbuatlah baik kepada orang yang membencimu" (Lukas 6:27). Yesus menekankan pentingnya berbuat baik kepada siapa pun. Perbuatan baik itu sungguh lengkap dan sempurna ketika ditujukan kepada siapa pun, tanpa membeda-bedakan. Tuhan menyinarkan matahari untuk orang jahat dan orang benar (Matius 5:45). 

Ketiga, "berkatilah orang yang mengutuk kamu" (Lukas 6:28). Memberkati (benedire, bahasa Latin) berarti mengucapkan sesuatu yang baik kepada dan tentang orang lain. Ini bukan soal mereka yang mengutuk kita, melainkan tentang sikap kita terhadap mereka. Seperti Tuhan memberkati, demikian pula mereka yang mengaku dirinya percaya kepada-Nya. 

Keempat, "berdoalah bagi orang yang berbuat jahat kepadamu" (Lukas 6:28). Ini terasa yang paling mustahil. Bagaimana kita bisa berdoa untuk mereka yang berbuat jahat kepada kita? Tetapi justru di sinilah kita mendapatkan kekuatan untuk melakukan tiga perintah di atas. 

Berdoa berarti melibatkan Tuhan di dalam usaha untuk mencintai musuh, berbuat baik, dan memberkati. Dia membantunya melakukan hal yang mustahil dikerjakannya sebagai manusia. Bukankah bagi Tuhan segala sesuatunya mungkin (Matius 19:26)? 

Apakah kita mengaku diri pengikut Kristus? Apakah tandanya bahwa kita demikian? Hanya satu, yakni melakukan yang Tuhan Yesus perintahkan. Perintah-Nya hanya satu, yakni kasihilah, termasuk mengasihi musuh-musuh. Ini memang perintah kasih yang ekstrim. 
Minggu, 23 Februari 2025HWDSF

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.