Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Hari ini, kita merayakan pesta Santo Markus, salah satu dari empat pengarang injil. Meski keempat pengarang injil mewartakan kabar sukacita tentang Yesus Kristus, penyelamat dunia, Markus mempunyai kekhasan.
Markus paling awal menulis injil dan injilnya paling singkat.
Bisa jadi injilnya paling mudah dipahami. Karena itu, orang-orang yang belajar membaca injil atau ingin mengenal Yesus lebih baik membaca injil Markus lebih dulu.
Santo Markus adalah teman dari rasul Petrus dan menulis injilnya di kota Roma, tempat Santo Petrus tinggal. Dia menulis injil dalam bahasa Yunani dan ditujukan kepada bangsa-bangsa asing (bukan Yahudi) dan bagi orang-orang Kristen di Roma.
Seperti Lukas, meski bukan salah satu dari kedua belas rasul, Tuhan lewat Roh Kudus memilihnya untuk menjadi penulis injil. Santo Agustinus menulis bahwa Tuhan memilih keduanya menjadi pengarang injil agar orang mengerti bahwa mewartakan injil itu bukan tugas yang Tuhan percayakan kepada para rasul saja.
Yesus bersabda kepada para murid-Nya, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15). Jelas bahwa mewartakan injil adalah pesan Yesus kepada semua murid-Nya.
Para murid melaksanakan pesan Yesus itu. "Maka pergilah para murid memberitakan injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya" (Markus 16:20). Evangelusasi itu tugas semua orang Kristen dan merupakan karya Roh.
Santo Petrus menasihati, "Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya" (1 Petrus 5:10).
Mewartakan injil itu pesan Yesus kepada semua murid-Nya. Mereka melaksanakannya dengan mengandalkan Roh Kudus. Karena itu, mereka tidak perlu gentar menghadapi segala tantangan. Apakah sebagai pengikut Yesus, kita bersedia melaksanakan tugas mewartakan injil?
Kamis, 25 April 2024HWDSF