Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Sabda Yesus dalam Injil hari ini (Matius 11:11-15) mengungkapkan tentang identitas dan tugas Yohanes Pembaptis. Yesus mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis itu orang terbesar yang pernah lahir. "Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis" (Matius 11:11).
Kedua, Yesus menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis itu adalah nabi Elia yang baru. "Jika kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu" (Matius 11:14). Yohanes Pembaptis itu nabi terbesar dan terakhir, karena dialah yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Juruselamat.
Lalu, mengapa Yohanes Pembaptis dihubungkan dengan nabi Elia? Keduanya menjalankan tugas serupa. Tuhan mengutus nabi Elia untuk membawa bangsa Israel kembali ke jalan yang lurus, yakni percaya kepada satu Allah yang benar (1 Raja-raja 19:14).
Demikian pula Yohanes Pembaptis diutus untuk mengajak orang bertobat. Dialah suara yang berseru di Padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu" (Lukas 3:3).
Baik nabi Elia maupun Yohanes Pembaptis diutus untuk membawa manusia ke jalan yang lurus. Banyak yang tidak suka terhadap keduanya. Izebel, isteri raja Ahab ingin membunuh Elia (1 Raja-raja 19:1). Herodes membunuh Yohanes Pembaptis (Matius 14:10).
Injil hari ini (Matius 11:11-15) mengajak kita merenungkan tentang tugas kenabian dan konsekuensinya. Tugas seorang nabi ialah mewartakan pesan Tuhan. Tujuannya ialah membawa umat manusia kembali kepada Tuhan. Mereka mesti menghadapi risiko, yakni ditolak atau dibunuh.
Setiap orang Kristen memperoleh tugas kenabian. Mereka mesti menyampaikan pesan Tuhan dan membawa orang kembali ke jalan yang lurus. Di mana ada kekacauan mereka membangun keteraturan dan di mana ada yang tidak benar mereka mesti membenahinya. Di mana ada dosa dan kejahatan mereka mengajak orang bertobat.
Tugas itu menuntut dua hal. Pertama, mereka hidup secara benar di jalan Tuhan. Kedua, keberanian untuk bersuara mengkritik dan mengoreksi semua yang salah. Beranikah kita melaksanakan tugas seperti Yohanes Pembaptis dan Elia?
Kamis, 12 Desember 2024HWDSF