Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Tuhan itu setia. Kesetiaan itu terutama tampak dalam terlaksananya semua yang dijanjikan-Nya. Dalam Kitab nabi Maleakhi Tuhan bersabda, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam" (Mal 3: 1).
Yang Tuhan sabdakan itu terpenuhi dalam diri Yohanes Pembaptis yang kelahirannya disampaikan dalam Injil hari ini (Luk 1: 57-66).
Peristiwanya diwarnai dengan pelbagai tanda heran. Elisabet, ibunya yang disebut mandul, mengandung pada usia lanjut (Luk 1: 36). Anak itu diberi nama Yohanes, nama yang tidak ada dalam keluarga mereka (Luk 1: 61). Lidah ayahnya terlepas dari bisunya setelah anaknya diberi nama Yohanes (Luk 1: 64).
Kelahiran Yohanes Pembaptis mendatangkan sukacita bagi tetangganya (Luk 1: 58). Namun sekaligus rasa takut. "Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea" (Luk 1: 65).
Sabda Tuhan terlaksana dalam diri manusia. Dalam hal kelahiran Yohanes Pembaptis lewat Zakaria dan Elisabet. Karena tidak percaya, Zakaria menjadi bisu (Luk 1: 20).
Tuhan setia terhadap janji-Nya. Dalam memenuhi janji-Nya Tuhan memerlukan manusia. Pertanyaannya, maukah manusia menjawab tuntutan kerja sama itu?
Kamis, 23 Desember 2021RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.