Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm
Di dalam keberagaman tradisi keagamaan, terdapat satu benang merah yang mengikatnya bersama: pelayanan yang rendah hati.
Ini bukanlah sekadar ajaran, melainkan sebuah panggilan yang menginspirasi dan membimbing para pemeluknya untuk menjalani hidup dalam pelayanan tanpa pamrih, di mana kepentingan orang lain diutamakan di atas segalanya.
Meskipun akar nilai-nilai ini tersebar dalam berbagai keyakinan, pesannya memancar dengan kejelasan universal, meresap dalam setiap sudut kehidupan.
Dalam Injil, kisah tentang Yesus Kristus menjadi titik fokus yang memikat hati banyak orang. Di dalamnya, terpatri adegan yang memukau, di mana Sang Guru mengabdikan diri-Nya dengan merendahkan hati, membasuh kaki para murid-Nya.
Tindakan ini tidak hanya mencerminkan pelayanan, tetapi juga cinta yang mendalam bahkan kepada yang mengkhianati-Nya. Ini adalah pencerminan nyata dari pengorbanan tak terbatas, sampai pada titik mempersembahkan diri-Nya untuk kebaikan orang lain.
Paulus, dalam perjalanan misionarisnya, juga menjadi sosok yang menginspirasi melalui pelayanan yang rendah hati. Meskipun memiliki kedudukan yang tinggi, dia tidak terjerat dalam jaring-jaring kekuasaan atau keunggulan diri. Sebaliknya, dia memandang pelayanan sebagai panggilan suci, sebuah tugas yang harus dijalani dengan cinta dan kasih kepada sesama manusia.
Tindakan-tindakannya membawa pesan kebenaran kepada orang-orang Yahudi, memperlihatkan tekadnya untuk berbagi kasih ilahi kepada semua makhluk.
Di akar pelayanan yang rendah hati tersemat kepekaan tulus untuk melihat nilai dan kebutuhan sesama dengan penuh perhatian. Ini adalah cerminan dari pemahaman yang mendalam, bahwa setiap individu memiliki martabat yang tak ternilai, dan kebahagiaan kita saling terkait dengan kebahagiaan orang lain.
Oleh karena itu, pelayanan yang rendah hati bukanlah sekadar ajaran, melainkan panggilan suci untuk bertindak dalam kebaikan, belas kasih, dan pengorbanan demi kepentingan bersama.Di kehidupan sehari-hari, kita semua bisa menemukan inspirasi dari nilai-nilai pelayanan yang rendah hati yang diwariskan oleh berbagai tradisi keagamaan.
Dengan sikap rendah hati ini, kita mampu membangun hubungan yang lebih baik, memperkuat ikatan komunitas, dan membentuk dunia yang lebih indah bagi semua.
Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan yang tak terhingga untuk melayani satu sama lain dengan rendah hati, mengubah dunia dengan setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan.