Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm
Doa Azaria adalah bagian dari kitab Daniel Perjanjian Lama, pasal 3, ayat 24-90. Itu juga sering disebut sebagai "Lagu Tiga Pemuda". Dalam doa ini, ketiga pemuda itu - Sadrakh, Mesakh, dan Abednego - berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan mereka dari tungku api.
Urutan doa Azarya adalah sebagai berikut:
Ayat 24-27: Puji Tuhan
Ayat 28-34: Syukur atas keselamatan Tuhan dari api
Ayat 35-45: Memuji Tuhan dan mengakui kebenaran
Ayat 46-51: Mintalah pengampunan dan keselamatan
Ayat 52-56: Puji Tuhan dan syukur atas mujizat-mujizat-Nya
Ayat 57-88: Pengakuan kesalahan Israel dan permohonan pengampunan
Ayat 89-90: Pujian terakhir bagi Tuhan
Apakah doa tersebut awalnya merujuk pada kehancuran Yerusalem pada tahun 587 atau pada kesusahan Makabe (abad ke-2 SM) masih belum pasti; itu mungkin berasal dari periode Makabe. Lebih penting lagi, di sini kita memiliki gaya dan urutan doa yang dapat kita pelajari untuk doa kita sendiri.
Doa Azarya adalah doa pujian dan syukur yang dibacakan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego setelah mereka diselamatkan Tuhan dari tungku api. Itu berfungsi untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan atas belas kasihan dan keselamatannya yang luar biasa.
Selain itu, doa juga berisi pengakuan akan kebenaran dan kedaulatan Tuhan, serta permohonan pengampunan dan keselamatan. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun cobaan berat yang mereka hadapi, ketiga pemuda itu menaruh kepercayaan mereka pada Tuhan dan kekuatan-Nya serta menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada-Nya.
Doa Azariah mendorong orang percaya untuk memuji dan mempercayai Tuhan dalam segala situasi, bahkan ketika keadaan menjadi sulit. Tata cara doa seperti itu mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu bersama kita dan akan membimbing kita melalui tantangan kita jika kita memanggil dan percaya kepada-Nya.
Injil Matius bab. 18 berbicara tentang perintah kasih yang murah hati. Apa yang manusia harus saling memaafkan ternyata sangatlah kecil, kalau dibandingkan dengan apa yang Tuhan beri pengampunan kepada manusia.
Pengampunan yang diterima dan penghakiman Tuhan sangat menentukan perilaku para murid. Pengampunan tanpa syarat dan tanpa batas adalah persyaratan dari cerita kecil dalam Petrus, khususnya perumpamaan tentang orang yang berutang dengan keras hati.
Wo kein Geld ist, da ist auch keine Vergebung der Sünden | Di mana tidak ada uang, tidak ada pengampunan dosa.
"Cinta adalah makna hidup yang paling intim. Itu memberi kita kekuatan untuk melupakan diri kita sendiri dan mengabdikan diri untuk kebaikan orang lain." -Titus Brandsma