Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Orang-orang antisipatif biasanya menyusun rencana yang lengkap, strategi yang detil, dan langkah-langkah terukur untuk mewujudkan rencananya. Dibanding dengan mereka yang suka melakukan pekerjaan serba "dadakan" dan tanpa persiapan, tentu mereka ini lebih unggul. Mereka lebih cepat mencapai sukses.
Yang bisa diantisipasi itu mulai dari hal-hal pribadi hingga pekerjaan yang menyangkut hidup banyak orang. Seorang yang "hobby"-nya bepergian mengantisipasi perjalanannya. Mereka menyusun anggaran, menentukan prioritas destinasi perjalanan, memesan tiket dan hotel, dan lain-lain. Bila ke luar negeri, mereka harus mengecek diperlukan visa atau tidak untuk masuk ke sana. Menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
Seorang pemimpin yang baik memiliki agenda yang detil dan alokasi waktu untuk agenda itu. Mengundang mereka secara mendadak kerap kali ditolak, karena jauh-jauh hari dia biasanya sudah diminta oleh banyak pihak.
Kualitas seorang pemimpin antara lain ditentukan oleh langkah-langkah antisipatifnya. Sikap ini memerlukan visi, kecerdasan, dan keberanian menghadapi segala tantangan dalam mewujudkannya. Harus siap dicemooh oleh orang-orang tidak visioner dan bodoh.
Salah satu faktor yang membuat Indonesia bisa bertahan di tengah pandemi dan akibat yang mengikuti adalah sikap antisipatif Presiden Jokowi. Sebelum negara lain berpikir tentang vaksinasi untuk rakyatnya, beliau mengutus banyak menteri untuk memesan dan membeli vaksin.
Manakala negara-negara besar melakukan "lock down" untuk mencegah menularnya pandemi, beliau memilih jalan lain. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hasilnya, penularan bisa dikendalikan dan perekonomian tetap berjalan. Antisipatif dan cerdas; khas orang berkualitas.
Bukan hanya dalam urusan-urusan duniawi orang perlu antisipatif. Menghadapi kehidupan setelah mati, orang juga diajak bersikap antisipatif. Semua orang akan mati. Karena tidak seorang pun tahu saatnya, orang perlu mempersiapkan diri untuk itu. Mengantisipasi. Hidup ini disertai konsekuensi.
Jurnalis Amerika, Norman Cousins menulis, "Wisdom consists of the anticipation of consequences." Artinya, kebijaksanaan itu terdiri dari antisipasi terhadap konsekuensi. Sejauh mana kita hidup bijaksana dan mempersiapkan diri untuk menerima konsekuensi atas semua yang kita lakukan selama hidup di dunia ini?
Salam dan Tuhan memberkati.
SOHK, Kamis 10 November 2022, Alherwanta-Renalam ke-217