1 min dibaca
17 Jan
17Jan
Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm


Banyak orang menjaga kesehatan fisiknya dengan berjalan kaki. Berjalan kaki setengah jam setiap hari itu membuat jantung terjaga tetap sehat. Demikian orang bilang. Sebaliknya, duduk terlalu lama dan kurang bergerak membuat badan kurang sehat. Agar badan tetap sehat, orang perlu bergerak dan berjalan. 

Hidup rohani yang sehat pun memerlukan gerak. Orang yang berkembang hidup rohaninya tidak terikat pada sesuatu. Dia siap berjalan. Panggilan Levi dalam Injil hari ini (Markus 2:13-17) melukiskan hal itu. 

Yesus berjalan melewati rumah cukai, tempat Levi sedang duduk. Dia memanggilnya dengan bersabda, "Ikutlah Aku!" (Markus 2:14). Levi langsung berdiri dan mengikuti Yesus. Berjalan. Dia meninggalkan semua yang dikerjakannya. Dengan demikian dia mengawali perjalanan hidup yang baru. 

Salah satu syarat penting untuk dapat mengikuti Yesus adalah meninggalkan tempat duduk atau kemapanan dan berdiri, lalu berjalan di belakang-Nya. Yesus, Sang Guru rohani, juga tidak mempunyai tempat tinggal tetap di dunia ini; bahkan batu untuk meletakkan kepala-Nya (Matius 8:20). Tanpa kemapanan. 

Setelah meninggalkan pekerjaannya, Levi menjamu Yesus di rumahnya. Mereka makan bersama banyak pemungut cukai dan murid-murid Yesus (Markus 2:15). Makan bersama Yesus menjadi tanda bahwa relasi mereka dekat. Lebih dari itu, makan bersama adalah ungkapan sukacita. Bukankah sukacita di surga digambarkan dengan perjamuan (Matius 25:1-13)? 

Namun para ahli Taurat mempertanyakan yang dilakukan Yesus. Mereka bertanya kepada para murid-Nya, "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" (Markus 2:16). Pertanyaan itu menunjukkan bahwa mereka tidak mengenal Yesus yang datang untuk memanggil orang berdosa. 

Karena itu, Yesus menegaskan, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit: Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Markus 2:17). Sikap Yesus ini kontras dengan sikap para ahli Taurat. 

Yesus memikirkan tentang sembuh dan utuh, bagaimana membuat orang berdosa menemukan kembali dirinya yang utuh, asli,.dan suci. Sedangkan para ahli Taurat lebih melihat penyakit dan menghindari orang sakit. Tidak menolong, tetapi malah menghakimi dan menghukum. Mereka terkurung dalam pikiran dan mentalitas itu; tidak mau bergerak dan berubah. Akibatnya, hidup rohaninya stagnan dan tidak sehat. 

Kembali ke alinea satu. Mereka yang ingin sehat perlu berjalan. Demikian pun yang pengin sehat rohaninya perlu berjalan mengikuti Yesus yang datang untuk menyembuhkan dan menyelamatkan. Apakah kita bersedia berjalan mengikuti Yesus? 

Sabtu, 18 Januari 2025HWDSF

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.