Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Hidup ini rangkaian kesempatan. Meski ada banyak kesempatan, masing-masing hanya terjadi sekali. Betapa berharganya setiap kesempatan itu. Membiarkannya lewat tanpa manfaat mendatangkan rasa sesal. "Sesal kemudian tiada berguna," kata pepatah.
Kesempatan untuk diselamatkan pun hanya datang sekali. Maka, orang mesti serius menanggapinya.
Menjawab pertanyaan tentang hanya sedikit sajakah orang yang akan diselamatkan, Sang Guru Kehidupan menjawab:"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat."
Artinya, orang diajak berjuang memperoleh keselamatan. Jangan terlambat; bisa menyesal di kemudian hari. Jika pintu sudah ditutup, niscaya orang tidak akan diijinkan masuk. Tertutup abadi; tidak bisa dibuka lagi.
Tuhan juga sedang menawarkan keselamatan bagi bangsa Indonesia, yakni kesejahteraan. Ditatanya sistem pemerintahan agar lebih baik dan pemberdayaan generasi muda lewat pendidikan bagaikan pintu sempit yang harus dilewati. Betapa sedikit orang yang mau melaluinya. Bukankah sebagian besar orang ingin mencari jalan mudah: tanpa belajar mendapat ijazah, tanpa bekerja keras mau bebas dari hidup susah?
Negeri ini tidak hanya diberkati dengan kekayaan alam melimpah, tetapi dengan bonus demografi. Semua itu perlu dikembangkan dan diolah. Butuh perjuangan dan kerja keras, terutama mengubah "mindset" atau pola pikir.
Bonus demografi mempunyai dua konsekuensi. Pertama, mengantar Indonesia menjadi bangsa besar dan bermartabat mulia. Kedua, menjerumuskan rakyat dan negara dalam lembah sengsara. Itu tergantung pada pilihan rakyat dan para pemimpinnya.
Kesempatan tidak datang dua kali. Jangan sampai bangsa ini kelak merengek-rengek sambil mengetuk pintu kemakmuran kepada Tuhan, karena sekarang abai dalam memanfaatkan kesempatan yang Tuhan sediakan. Inilah kesempatan satu-satunya.
Senin, 30 Oktober 2023AlherwantaRenalam 296/23