Suara Keheningan | RP. Albertus Herwanta, O.Carm
Hari ini, Gereja di Indonesia merayakan pesta Santo Fransiskus Xaverius, imam dan pelindung misi.*)Tema bacaan liturgi adalah tentang mewartakan Injil (1 Korintus 9:16-19.22-23 dan Markus 16:15-20). Kita dapat menemukan pesan yang mirip dalam kedua bacaan itu.
Pertama, Paulus menyebut dirinya sebagai seorang hamba semua orang (1 Korintus 9:19). Untuk apa ia menempatkan dirinya sebagai hamba? Supaya lewat pewartaan Injil, dia boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Pewarta sejati bukanlah orang yang menempatkan diri di atas yang lain, melainkan di bawah mereka. Mereka juga bukan orang yang mencari keuntungan dari mewartakan sabda Tuhan, tetapi pelayan bagi para pendengar sabda.
Kedua, Yesus memerintahkan kepada kesebelas murid-Nya untuk pergi mewartakan sabda Tuhan kepada segala makhluk (Markus 16:15). Mereka itu bagaikan hamba-hamba yang mesti melakukan perintah tuannya.
Para pewarta itu adalah hamba, tetapi bukan budak. Mereka adalah rekan kerja Tuhan. Sebagai manusia mereka memiliki kekurangan. Namun Tuhan melengkapi mereka dengan rahmat-Nya.
Tuhan melengkapi Paulus dengan rahmat-Nya (2 Korintus 12:19-20). Yesus juga menyertai para murid-Nya. "Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya" (Markus 16:20).
Baik lewat kesebelas murid maupun Paulus, Tuhan menghendaki agar Injil keselamatan diwartakan ke seluruh penjuru dunia. Tujuannya agar orang percaya dan diselamatkan (Markus 16:16).Jadi, tujuan dan misi Gereja adalah keselamatan jiwa manusia; bukan tujuan lain.
Misi Tuhan lewat para hamba-Nya itu menghasilkan buah berlimpah karena Tuhan berkarya di dalam diri mereka. Misi itu berlanjut dalam semua orang yang dibaptis. Memang Gereja itu bersifat misioner dan selalu melaksanakan misi Tuhan. Itulah yang mendorong Santo Fransiskus Xaverius pergi dari Portugal ke wilayah Asia pada 7 April 1541.
Selasa, 3 Desember 2024Pesta Santo Fransiskus XaveriusHWDSF