Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm
Hari ini kita diingatkan akan panggilan Tuhan yang mendesak, panggilan yang tak bisa kita tunda. Dari Yoel 2:12-18, 2 Korintus 5:20-6:2, dan Matius 6:1-6, 16-18, kita menemukan satu pesan yang kuat: Saatnya kita kembali kepada Tuhan dengan hati yang hancur, bukan sekadar ritual.
1. Hati yang Bertobat, Bukan Sekadar Formalitas
Nabi Yoel berseru, "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis, dan dengan mengaduh." (Yoel 2:12). Tuhan tidak meminta pertobatan yang setengah hati. Tuhan tidak mencari air mata yang dibuat-buat. Tuhan tidak terkesan dengan sekadar ibadah lahiriah. Yang Tuhan kehendaki adalah hati yang benar-benar kembali kepada-Nya!
Sering kali kita lebih peduli pada bagaimana kita terlihat di mata manusia, bukan bagaimana kita di hadapan Tuhan. Kita ingin dihormati, dipuji karena kebaikan kita. Tapi Tuhan berkata dalam Matius 6, jangan berbuat baik supaya dilihat orang. Jangan berdoa supaya dianggap rohani. Jangan berpuasa supaya dipuji. Sebab jika kita melakukan semua itu untuk manusia, kita sudah menerima upah kita di dunia ini, tetapi kehilangan upah dari Bapa di surga.
2. Hari Ini, Bukan Besok!
Paulus dengan tegas berkata dalam 2 Korintus 6:2, "Inilah waktu perkenanan itu, inilah hari penyelamatan itu!" Jangan tunggu besok untuk bertobat, karena besok belum tentu milik kita. Jangan menunda untuk kembali kepada Tuhan, karena kita tidak tahu berapa banyak waktu yang tersisa. Banyak orang sadar harus berubah, tapi sedikit yang mau berubah sekarang. Kita tahu hidup kita jauh dari Tuhan, tapi kita berkata, “Tunggu dulu, nanti saja.” Kita tahu ada dosa yang harus ditinggalkan, tapi kita berkata, “Tuhan, beri aku waktu.” Saudara, pertobatan yang ditunda adalah pertobatan yang bisa terlambat.
3. Allah Menunggu dengan Belas Kasihan
Kabar baiknya adalah ini: Tuhan bukanlah Hakim yang menunggu untuk menghukum, melainkan Bapa yang merindukan anak-anak-Nya kembali. Yoel berkata, "Sebab Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia." (Yoel 2:13). Tuhan tidak ingin menghancurkan kita, tetapi Dia rindu untuk memulihkan kita. Bayangkan seorang ayah yang menunggu anaknya pulang dari jalan yang salah. Dengan sabar ia menunggu, berharap anak itu sadar dan kembali. Demikianlah hati Tuhan bagi kita.
Mungkin hari ini Tuhan sedang berbicara ke hati kita. Dia berkata: “Kembalilah, anak-Ku. Aku merindukanmu. Aku ingin memulihkan hidupmu.” Kembali dengan Segenap Hati Hari ini Tuhan memanggil kita untuk kembali dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya bertobat di mulut, tapi bertobat di hati. Jangan hanya beribadah secara lahiriah, tapi biarkan Tuhan mengubah batin kita. Jangan menunda lagi, karena hari ini adalah waktu perkenanan itu!
Mari kita berdoa.
Tuhan, kami datang dengan hati yang hancur. Kami tidak ingin lagi hidup dalam kemunafikan, dalam kepura-puraan. Kami mau kembali dengan sungguh-sungguh kepada-Mu. Terimalah kami, pulihkan kami, dan ubahlah hidup kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin. Tuhan memberkati kita semua! 🙏🔥