Suara Keheningan | RP. Inosensius Ino, O.Carm
Elisa adalah penerus Elia dan penguasa sekelompok nabi yang hanya sedikit kita ketahui. Orang-orang ini, sebanding dengan komunitas para biarawan, sangat penting untuk pelestarian iman yang benar kepada Allah di Israel. Mereka tidak pernah membuat perbedaan yang jelas antara agama dan politik; segala sesuatu di Israel berada di bawah hukum Allah.
Elisa adalah seorang nabi Perjanjian Lama. Dia adalah murid dan penerus nabi Elia dan disebutkan dalam Kitab Raja-Raja dalam Perjanjian Lama.
Elisa menemani Elia selama pelayanannya dan, setelah kenaikan Elia ke surga, menggantikannya sebagai seorang nabi. Bekerja terutama di kerajaan utara Israel, dia telah melakukan banyak mujizat dan tanda dengan kuasa Tuhan, seperti melipatgandakan minyak seorang janda, menyembuhkan Naaman, perwira Siria, dan membesarkan anak laki-laki perempuan Syunem.
Elisa juga memiliki peran politik yang penting di kerajaan utara Israel. Dia menasihati Raja Joram dan membantu menghalau serangan orang Aram. Elisa dianggap sebagai nabi besar Israel dan ajaran serta mukjizatnya juga diakui dalam Perjanjian Baru.
Namun, Elisa menunjukkan keterbukaan dan kebebasan jiwa yang luar biasa terhadap orang kafir seperti Naaman. Naaman sembuh dari penyakit kustanya, tetapi hanya karena menuruti perkataan nabi. Dia menyatakan imannya kepada Allah Israel (5:15) dan kemudian menghilang kembali ke tanah air lamanya yang kafir.
Yesus menentang iman orang bukan Yahudi yang saleh kepada sesama orang Yahudi. Aturan Tuhan terpenuhi di mana-mana dan hanya di mana ada orang yang tulus. - Ul 32:39; 1 Sam 2:6; Yohanes 5:21; 9.7.
Yesus menyampaikan khotbah pertamanya di sinagoga kampung halamannya di Nazaret. Setelah persetujuan awal, ada tantangan sulit yang harus dihadapinya. Yesus menawarkan kasih karunia Allah yang dijanjikan dalam Yesaya (61:1-2) untuk akhir zaman. Jika Yesus hanya mengkhotbahkan pertobatan, hal terburuk yang bisa terjadi adalah Dia akan ditolak; tetapi ketika Yesus menawarkan belas kasihan, maka konsekuensinya bahwa Ia akan memperoleh penghujatan, dihukum dengan rajam.
Tepat pada awalnya menjadi jelas apa yang Yesus harapkan dari umat-Nya. Dia sendiri melihat misi-Nya pertama-tama untuk menawarkan keselamatan kepada orang-orang Yahudi. Dia menuntut iman dari para pendengar-Nya, tanpa bukti dan tanpa syarat.
Di mana Dia tidak menemukan iman, yang bisa Dia lakukan hanyalah "pergi" (4:30); kemudian kasih karunia menjadi penghakiman. | 1 Raja-raja 17:1-9; 18.1; Yakobus 5:17-18; Lukas 2:34-35; Yohanes 4:44; 7.30; 8.59.
Suara keheningan | Spiritualitas Karmel
Mistikus Kristen Yohanes dari Salib tidak secara eksplisit menyebut nabi Elisa dalam tulisannya. Sebaliknya, dia mengacu pada pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya dan menjelaskan berbagai tahapan kedewasaan rohani yang dapat dilalui seseorang.
Yohanes dari Salib menekankan pentingnya pembersihan dan penyucian rohani agar dapat hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan. Dia juga sering menggunakan gambar dan analogi untuk mengilustrasikan ajarannya, seperti analogi gunung sebagai simbol tantangan dan kesulitan yang harus diatasi seseorang di jalan menuju kesempurnaan spiritual (Austieg auf den Berg Karmel)
Meskipun Yohanes dari Salib tidak berbicara langsung tentang Elisa, dia menekankan pentingnya nabi dan pemimpin spiritual yang dapat membantu orang percaya menuntun perjalanan spiritual dan mendukung mereka di jalan menuju Allah.